Efek Buruk Ahok Bikin Sejumlah Paslon Kepala Daerah PDIP Rontok

Selasa, 21 Februari 2017

illustrasi Internet

JAKARTA - riautribune : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mesti mengelus dada karena dukungannya terhadap calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berdampak buruk ke sejumlah pemilihan kepala daerah lainnya.

"Pertama, jika dibaca secara umum, faktor kekalahan jagoan PDIP di sejumlah pilkada tak lepas dari efek negatif Pilkada Jakarta. PDIP yang menjadi partai penyokong utama Ahok nyatanya memberi dampak negatif ke sejumlah daerah. Sikap Ahok yang kerap kontroversial berimplikasi pada paslon di banyak tempat," ujar pengamat politik asal UIN Jakarta Adi Prayitno, Selasa (21/2/2017).

Di Banten misalnya, kata Adi, meski menunggu hitungan pasti manual KPUD, namun hasil rilis hitung cepat lembaga survei menunjukkan pasangan jagoan PDIP Rano Karno-Embay Mulya Syarif kalah tipis sekira 1,9 persen dari Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Padahal di Banten, Rano-Embay didukung oleh banyak aktivis antipolitik dinasti.

"Buktinya di sejumlah daerah yang menjadi basis politik keluarga Andika, seperti Tangsel dan Kota Serang Rano menang. Namun, efek negatif Ahok tak bisa dibendung di Banten. Di Jakarta, jagoan PDIP dipaksa 'tanding ulang' di putaran kedua. Di putaran kedua ini PDIP harus berusaha maksimal untuk mengalahkan paslon Anies-Sandi yang selisih suaranya juga tipis," ujarnya.

Adi menambahkan, PDIP gagal menetralisir efek negatif Ahok yang menjalar ke berbagai daerah. Akibatnya, resistensi melawan calon yang diusung PDIP kalah berguguran. Bahkan, ada info calon tunggal di Pati yang diusung PDIP juga kalah dari kotak kosong.

"Namun, info ini harus dicek lagi. Jika ini benar, jelas menjadi pukulan telak bagi PDIP. Kedua, oligarki partai yang terlalu dominan yang berimplikasi pada gagalnya penetrasi paslon di daerah. Akibatnya, banyak paslon yang tak populis yang dipaksakan DPP meski tak didukung kader di akar bawah," katanya.

"Faktor ini menjadi faktor dominan kenapa paslon PDIP di banyak daerah berguguran. Padahal, PDIP merupakan partai pemenang pemilu yang secara logika sehat mestinya menyapu bersih banyak pilkada," pungkasnya.