Panggilan Bulutangkis, 'Sang Raja' Akhirnya Turun Gunung

Selasa, 01 September 2015

ilustrasi : internet

Kudus-riautribune : Lama tak terdengar kabar beritanya, legenda bulutangkis Indonesia Liem Swie King "turun gunung". Ia merasa harus comeback karena merasa "gregetan" dengan prestasi di nomor tunggal putra.

Liem Swie King menjadi salah satu mantan pemain top yang masuk dalam tim pemandu bakat Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015, yang sedang berlangsung di Kudus, Jawa Tengah.

Kehadirannya pun tak pelak menjadi pusat perhatian. Maklum, sangat langka dia "muncul" ke publik, terutama sejak kariernya sebagai pemain selesai di tahun 1988, setelah dia memutuskan gantung raket.

Di masa jayanya, semua orang tahu siapa dia: salah satu pebulutangkis (tunggal) putra terbaik yang pernah ada di planet bumi. Dia pun memiliki julukan yang lekat dengan namanya sendiri -- dan hanya satu di dunia: King Smash.

King sempat muncul lagi ketika meluncurkan biografi berjudul 'Panggil Aku King' di tahun 2009. Serangkaian acara jumpa fans dan penandatanganan buku membuat King kembali mendekat dengan bulutangkis. Tapi, setelah itu dia menghilang lagi -- dan kembali ke bisnis yang dia lakoni.

Nah, mulai tahun ini pemilik tiga kali juara All England tersebut benar-benar comeback ke bulutangkis. Dia menjadi pemandu bakat Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015 bersama 13 pemain legenda lainnya.

"Dengan melihat prestasi tunggal putra yang belum muncul juga sampai saat ini, saya sangat terpanggil untuk bisa menggairahkan kembali prestasi bulutangkis di Indonesia," kata Swie King di Kudus, Senin (31/8/2015).

Kendati sudah absen cukup lama dari bulutangkis, bukan berarti Liem Swie King abai dengan perkembangan badminton Indonesia. Pria berusia 59 tahun itu mempunyai sejumlah catatan soal seretnya prestasi sektor tunggal putra.

Faktanya, Indoensia seolah tak bergigi di tunggal putra setelah Taufik Hidayat pensiun. Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Tommy Sugiarto yang diharapkan bisa menggantikan Taufik tak melaju sesuai harapan.

"Saya tergerak melihat tingginya potensi pemain-pemain berbakat di banyak daerah. Tapi, setelah memasuki pemain senior mereka malah tidak bisa menembus ke atas," ucap putra asli Kudus itu.

"Kendala banyak, kompleks, tapi dari pengamatan saya yang paling besar pengaruhnya adalah soal motivasi. Sebagai pemain memang harus mempunyai kegigihan. Di level junior bagus, tapi setelah masuk ke senior motivasi turun, cepat puas hanya jadi juara level nasional, ya susah.

"Masukan saya, mereka, para pemain itu, harus berlatih lebih intensif, lebih dari yang sebelumnya. Juga soal motivasi. Saya berharap muncul bibit-bibit muda, terutama di sektor tunggal," jelas King.

Yoppy Rosimin, program director Bakti Olahraga Djarum Foundation, mengatakan kehadiran Liem Swie King diharapkan bisa menjadi garansi kesuksesan pembibitan di PB Djarum.

"Kembalinya King ke PB Djarum ini seperti menjadi sugesti bagi kami kalau akan muncul juara dari tunggal putra," jelas Yoppy.

Satu cerita lain di luar bulutangkis dari seorang King adalah dia pernah menjajal akting bersama aktris Eva Arnas dan Ida Leman dalam film berjudul "Sakura dalam Pelukan".

Nah, saat ditanya kemungkinan main film lagi, King menjawab sambil tertawa. "Waktu itu kan pas ada kesempatan saja, he he he," ucap dia. (dtc)