Gubri meninjau Pasien dan fasilitas gedung Kanker

Senin, 06 Februari 2017

foto Humas Pemprov

PEKANBARU - riautribune : Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau belum sepenuhnya bisa melayani persoalan kesehatan masyarakat di Riau. Karena itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta diminta ikut berperan aktif. Salah satunya peduli terhadap penyakit kanker yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian.

''Kami minta BUMN dan swasta ikut berperan aktif peduli kesehatan masyarakat," kata Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman saat meresmikan Gedung Kanker Terpadu RSUD Arifin Achmad, Minggu (05/02/2017).

Gubri yang akrab disapa Andi Rachman ini mengatakan, hasil pendataan masalah kanker setiap tahun angkanya selalu naik. Namun demikian, pemerintah terus berupaya menyiapkan instalasi kanker terpadu untuk melayani bertambahnya penduduk yang terserang penyakit kanker terus dilakukan. Namun apa yang dimiliki Pemerintah Provinsi Riau saat ini belum sepenuhnya bisa melayani seluruh masyarakat di Riau. Karena itu, dukungan BUMN dan perusahaan swasta yang beroperasi di Riau sangat diperlukan membantu menyelesaikan persoalan kesehatan di Riau.

"Seperti halnya yang dilakukan PT Pertamina dengan menyumbangkan dua unit mobil ambulance kepada RSUD Arifin Achmad. Sekurang-kurangnya kita sudah membantu, pelan-pelan akan kita tingkatkan. Kami minta BUMN dan swasta ikut berperan aktif peduli kesehatan masyarakat," kata Gubri.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir bertekad membawa perubahan di lingkup masyarakat menjadi pribadi yang peduli kesehatan yakni dengan rutin memeriksakan diri.

"Kita bersama-sama harus meningkatkan kepedulian dan waspada kanker. Ajak masyarakat untuk paham dan mau melakukan pemeriksaan kanker sebagai upaya deteksi dini," pungkas Mimi.

Hal yang sama turut diungkapkan Direktur Utama RSUD Arifin Achmad, Nuzelly Khusnedi. Dikatakannya, masyarakat di Riau masih minim informasi mengenai penanganan dan deteksi dini penyakit kanker. Buktinya, di RSUD sering ditemui kasus masyarakat yang tidak begitu paham mengenai penanganan penyakit kanker maupun tumor. Seperti halnya tidak mau datang lagi ke rumah sakit usai mengikuti operasi.

''Terkadang kegagalan penanganan kanker sering terjadi dikarenakan masyarakat belum cukup memahami penuntasan pengobatan kanker. Sementara, pihak rumah sakit tidak bisa ikut campur mengenai kesehatan pasien sampai ke luar rumah sakit. Contohnya ada pasien yang tidak mau kembali lagi ke rumah sakit karena merasa tumornya sudah mengecil. Baru kembali lagi setelah tumornya membesar. Ini yang menjadi catatan kami untuk mengedukasi masyarakat. Masalah kanker harus dibicarakan secara multi disiplin," papar Nuzelly.(nrc)