Plesetan Pancagila, Ketua DPR: Simbol Negara Harus Dihormati

Jumat, 06 Januari 2017

foto internet

JAKARTA - riautribune : Ketua DPR Setya Novanto menghormati keputusan TNI yang menghentikan sementara kerja sama dengan militer Australia. Menurut Novanto, hal-hal yang berkaitan dengan simbol negara harus dihormati.

"Simbol negara ini yang harus dihormati dan ditaati. Simbol negara hal yang sangat penting. Sebagai negara tetangga harus menghormati hal-hal berkaitan simbol negara, yang penting apa yang dilakukan pemerintah melalui Panglima tentu kita mengapresiasi dengan menarik pihak militer yang sekolah di sana," kata Novanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017).

Novanto mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan Australia Marise Payne yang kini menskor oknum perwira Australia. Namun Novanto prihatin atas penghinaan terhadap Pancasila.

"Saya menghargai Menteri Pertahanan Australia yang melakukan investigasi dan bahkan bahwa mereka yang mengatakan itu sedang dilakukan untuk diberhentikan. Tapi karena menyangkut simbol negara, saya tentu prihatin kok ini bisa dilakukan negara besar, ini akan menjadi perhatian," jelas Ketua Umum Golkar ini.

Novanto mengingatkan bahwa Indonesia dan Australia sama-sama membutuhkan kerja sama jangka panjang. Pembicaraan tentang masalah ini perlu dilakukan dengan baik.

"Hal ini harus kita bicarakan secara aktif dan baik. Tetapi khusus menyangkut simbol negara, kita tidak bisa menerima begitu saja," terangnya. Namun Novanto menyerahkan penyelesaian kasus tersebut kepada pemerintah. Dia berharap agar kerja sama kedua negara tetap terjalin.

"Saya kira Panglima tahu hal-hal yang terbaik. Harapan saya, kerja sama antarnegara itu penting untuk bisa menumbuhkan perekonomian. Perekonomian negara itu penting, kita serahkan kepada pemerintah melalui Panglima," pungkasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membenarkan rencana penghentian kerja sama militer antara Indonesia dan Australia. Kerja sama militer diputus karena insiden soal penghinaan terhadap lambang negara Indonesia.

"Tentang tentara yang dulu, Timor Leste, Papua juga harus merdeka, dan tentang Pancasila yang diplesetkan jadi Pancagila," ujar Gatot kepada wartawan di Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (5/1).(dtk)