Ade Komarudin: "Emangnya" Saya Sekarang Pengangguran?

Senin, 26 Desember 2016

foto internet

JAKARTA - riautribune : Ade Komarudin menegaskan bahwa dirinya ikhlas melepas jabatan Ketua DPR RI. Ia pun mengaku hingga kini belum pernah memikirkan menempati jabatan lain jika ditawari.

Menurut pria yang disapa Akom itu, sejak di bangku sekolah dasar dia sudah bercita-cita menjadi politisi. Karena itu, posisi yang pernah diembannya sebagai ketua DPR dinilai sudah cukup menjadi puncak karier baginya, meskipun hanya 11 bulan menjabat.

"Saya pengalaman di legislatif, enggak ada pengalaman di tempat lain," ujar Ade di kediaman dinasnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (25/12/2016). "Jadi kalau ada tawaran di tempat lain saya pasti timbang-timbang benar apakah saya mampu atau tidak, membawa kemaslahatan atau tidak," kata dia. Ia sekaligus menampik isu bahwa ia ditawari jabatan di Kantor Staf Presiden.

"Kasihan juga Teten (Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki). Enggak ada itu. Kasihan juga Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo). Saya terus terang saja tidak berpikir seperti itu. Emangnya saya sekarang pengangguran? Kan enggak juga, masih anggota DPR. Mudah-mudahan enggak dipecat," ujarnya.

Saat ini, Setya Novanto kembali menempati jabatan Ketua DPR. Saat disinggung apakah ada deal politik untuk jabatan tertentu berkaitan dengan pencopotan Ade, ia mengaku enggan membicarakan soal bagi-bagi "kue".

Bagi tugas

Ade juga menyinggung perihal percakapannya dengan Novanto pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar beberapa waktu lalu. Baik Ade maupun Novanto sama-sama maju sebagai calon ketua umum. Namun, Ade akhirnya mundur hingga Novanto terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Saat itu, kata Ade, Novanto menawarkan bagi-bagi tugas.

"Pak Nov mengatakan kepada saya dan ada saksi Pak Ical (Aburizal Bakrie). 'Beh, bagi tugas, kita. Babeh urus DPR, saya urus Golkar'. Saya tidak minta, itu kalimat keluar dari beliau," ujar Ade menirukan pernyataan Novanto saat itu. Aburizal yang menjabat Ketua Dewan Pembina Partai, kata Ade, saat itu mengatakan akan menjaga komitmen tersebut.

"Saya katakan, Pak Nov enggak apa-apa walau Anda waktu itu bicara begitu tapi faktanya seperti ini. Kita enggak boleh menyesali ini. Saya ingin apa yang kita perbuat membawa kemaslahatan bagi umat dan negara," tuturnya. Namun, setelah banyak hal yang dilalui, ia mengakui hubungan pribadinya dengan Novanto tetap baik.

"Pribadi enggak ada masalah. Yang pasti, saya tidak pernah dan tidak mau bicara soal bagi-bagi kue. Jangan-jangan kuenya fatamorgana juga," kata pria asal Purwakarta itu. Ade menganggap, kejadian yang menimpanya adalah "warna" dalam perjalanan karier politiknya.

"Saya menyiapkan diri jadi politisi sejak kecil. Sudah biasa kalah dan menang. Mungkin saya enggak ada rasa lagi pada saat kalah dan menang. Dianggapnya mungkin saya mati rasa," ujar Ade.

"Tapi saya masih manusia, artinya masih belum mati rasa. Tapi saya bisa bersikap karena saya sudah terlatih. Ikhlas, rapopo. Gusti Allah ora sare (tidak tidur), saya percaya," kata dia.(kmps)