Fahri Hamzah Prihatin Isu Perbatasan Dianggap Tak Penting

Jumat, 25 November 2016

foto internet

JAKARTA - riautribune : DPR prihatin isu perbatasan antarnegara sering tak dianggap penting dan tersingkirkan isu yang tidak menyentuh kepentingan nasional.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dalam pernyataan di hadapan ribuan warga yang hadir di Balai Adat Dayak di Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (24/11).

 "Isu perbatasan sering tersingkirkan, bahkan tersingkir hanya karena pilkada," katanya dalam rilis yang diterima sesaat lalu. Fahri merupakan Ketua Tim Pengawas Perbatasan DPR RI. Anggota tim yang mengikuti kunjungan kerja ini, yaitu Arteria Dahlan (PDIP), Agung Widyantoro (Golkar), Hetifah Syaifudian dan Alvin Hakim Toha (PKB).

"Mari lupakan dan tinggalkan Jakarta, selanjunya kita lihat bagaimana kehidupan masyarakat di perbatasan," ujar Fahri. Menurut dia, selama ini isu perbatasan dianggap tak penting. Maka ke depan harus dianggap penting. Sebab ujarnya melihat kehidupan masyarakat perbatasan sangat penting dan pembangunan kawasan itu mutlak dilakukan.

"Karena sehari-hari iman kebangsaan saudara-saudara kita selalu digoda negara lain," katanya. Godaan itu juga potensial membuat bangsa Indonesia tercerai- berai. Bahkan, mau berobat lebih dekat ke negara tetangga dan lebih murah ke negara tetangga. Mau sekolah lebih mudah dan murah ke tetangga, mau beli barang, ternyata barang-barang tetangga lebih murah.

Beberapa waktu lalu, Fahri memerima sejumlah pemuda dari daerah perbatasan. "Mereka datang dan menangis minta segera tingkatkan pembangunan wilayah perbatasan," katanya.

Untuk memacu pembangunan wilayah perbatasan, politisi PKS ini akan terus meminta dan mendukung upaya pemerintah memberi perhatian serius kepada kawasan perbatasan. Begitu juga dengan aspirasi pembentukan Kabupaten Bumi Dayak (Kabudaya) Perbatasan. "Saya akan kerahkan anggota DPR agar Kabudaya mendapatkan prioritas," ujarnya.

Fahri menyatakan, ironis apabila pemerintah tidak segera memberi dukungan terhadap terbentuknya Kabudaya, sementara beberapa elemen negara tetangga (Malaysia) memberi dukungan. "Negara tetangga saja mendukung Kabudaya. Jangan hentikan pemekaran karena nyata kebutuhannya di lapangan," katanya.

Dukungan beberapa elemen masyarakat Malaysia terhadap terbentuknya Kabudaya ddapat diliat dari adanya spanduk yang dipasang di sekitar Balai Adat Dayak Kecamatan Lumbis.

Salah satu spanduk berbunyi: "Kami Rumpun Murut Saba Menyokong Atas Rancangan Kerajaan Indonesia Yang Mana Memulai Jadikan Otounomi. Kabudaya Di Kawasan Persempadanan Negara Solidaritas Rayat Serumpun".(rmol)