Ahok Tak Akan Ngumpet

Jumat, 04 November 2016

foto internet

JAKARTA - riautribune : Menghadapi demo besar-besaran hari ini, Ahok mengaku tak akan ngumpet. Dia menyebut akan tetap blusukan. "Besok blusukan kayaknya deh," kata Ahok saat blusukan ke Gang Langgar II, Pejaten Timur, Pasar Minggu, kemarin.

Namun, ditanya akan blusukan ke mana hari ini, Ahok tak menjawab. Menurutnya, jadwal kampanye diatur oleh Tim Pemenangan Ahok-Djarot. Ia hanya mengikuti agenda yang telah dijadwalkan timnya.

Sejak insiden penolakan Ahok di Rawabelong, Rabu (2/11) petang lalu, tim Ahok-Djarot merahasiakan jadwal blusukan Ahok. "Untuk kampanye tidak akan dilempar ke media karena alasan keamanan. Dan untuk media yang akan meliput Ahok untuk hadir jam 7 pagi di Balaikota. Nanti ada kendaraan yang bisa ditumpangi," begitu bunyi pesan singkat yang dikirimkan tim Ahok kepada wartawan.

Apa akan menghindari kawasan Jakarta Pusat yang jadi pusat demo? "Tidak juga," jawab Ahok. Ahok mengaku pasrah kepada Tuhan. Dia berharap demo tidak ricuh. "Pasrah kita sama Tuhan. Tuhan yang atur hidup ini," ujar Ahok.

Soal pengamanan, Ahok juga mengklaim tak ada jumlah personel tambahan yang akan mengawalnya. "Kamu lihat nambah nggak? Yang di mobil saya sih nggak nambah. Saya mau nambah artis aja," tutur eks Bupati Belitung Timur ini sambil terkekeh.

Ahok sendiri tampak santai saat blusukan kemarin. Seolah, tak terpengaruh dengan insiden penolakan di Rawabelong yang harus membuatnya "diungsikan" dengan mikrolet M-24.

Namun, pengamanannya lebih ketat. Ada puluhan polisi bersenjatakan pelontar gas airmata yang mengawalnya. Beberapa lainnya, membawa sejumlah tabung gas air mata yang dililitkan di badan mereka. Tampak juga beberapa anggota TNI dari Koramil Pasar Minggu.

Wakapolsek Metro Pasar Minggu Ajun Komisaris Dalby yang turut mendampingi Ahok menyebut, ada 55 polisi yang mengawal Ahok.

Namun, para polisi ini tak menghalangi interaksi Ahok dengan warga. Tiba di Gang langgar II, RT 13 RW 08 pukul 08.45 WIB, Ahok yang berkemeja kotak-kotak lengan panjang biru-merah itu disambut warga dengan antusias. Sebagian besar meminta salaman. Sebagian lagi, berfoto.

Ahok blusukan ke daerah itu untuk bertanya-tanya soal banjir. Daerah itu memang langganan banjir. "Banjirnya sampai berapa meter bu, ada satu meter?" tanya Ahok kepada seorang ibu yang dijawab anggukan serempak. "Iya, tapi tahun-tahun lalu nggak setinggi itu," ujar seorang ibu.

Ahok bilang, longsor dan robohan kayu, serta bambu mengakibatkan air masuk dan menggenangi wilayah Pejaten Timur itu.

Selain itu, jalan yang sempit tidak memungkinkan alat berat bisa masuk ke daerah tersebut. "Kita mau coba masukin alat berat. Tapi sempit sekali kalinya ya," tutur Ahok dengan dahi mengernyit.

Sambil dikerubuti warga, Ahok kemudian berkeliling mendatangi warga dari rumah ke rumah. Setiap menemui warga, ia selalu menyempatkan berdialog selama beberapa menit sambil menanyakan keluhan warga.

Namun ada juga insiden yang bikin suasana sedikit panas. Ini berawal saat Ahok menyalami seorang lelaki berjaket hitam yang duduk di atas sebuah sepeda motor matic merah depan warung kelontong.

Lelaki yang tadinya menuju arah Tanjung Barat itu menyambut uluran tangan Ahok. Namun tetiba, dia melontarkan pertanyaan yang menyentil.

"Jadi gimana itu penistaan agama?" tanya lelaki itu dengan wajah sinis. Sontak, sejumlah warga, terutama ibu-ibu, jadi heboh. "Heh, jangan tanya begitu, dong, seru ibu-ibu."

Namun, Ahok tetap menjawab pertanyaan itu. "Saya tidak ada niat menista agama. Orang tua angkat saya saja muslim kok, enggak ada niat itu," jawab Ahok dengan kalem.

Gemas, sejumlah ibu-ibu menghampiri lelaki itu. Dia langsung tancap gas. Tapi, dia tetap ngoceh-ngoceh. "Bapak ibu jangan ikutin ini penista agama. Ini kampung kita pak," teriak pemuda tersebut.

Sejumlah warga langsung bergerak, hendak mengeroyok lelaki itu. Namun, puluhan polisi langsung mencegah. Mereka memperingatkan lelaki itu untuk meninggalkan tempat itu.

Ahok tak lama blusukan di tempat itu. Pukul 09.40 WIB, Ahok meninggalkan tempat itu. Padahal, dari jadwal kampanye yang dirilis KPU, Ahok seharusnya berada di tempat itu hingga pukul 12 siang. Usai blusukan ke Pejaten Timur, Ahok menjenguk Ketua RT 01 RW 07 Sukabumi Utara, Rawabelong yang jadi korban pemukulan saat insiden penolakan di wilayah itu.

Dayat, si korban yang tengah berbaring di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk sumringah begitu dijenguk Ahok. Keduanya bersalaman. Ahok tampak menanyakan kondisi Dayat. "Hasil scan-nya tidak begitu menghawatirkan, besok bisa pulang. Dia dikeroyok 12 orang. Yang gebukin bukan orang kampung dia," tutur Ahok.

Ahok menilai, tindakan pengeroyokan itu sudah masuk kategori penganiayaan. Ahok menyerahkan kasus itu kepada tim kampanye untuk melanjutkan ke proses hukum. Tim juga akan menanggung biaya pengobatan Dayat.

Sementara, Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengungkapkan, penjagaan rumah Ahok akan ditingkatkan saat demo besar-besaran hari ini. Namun, berapa jumlah pastinya, Agus tak menyebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono menyebut, setiap pasangan cagub DKI mendapatkan pengamanan 26 personel polisi selama masa Pilkada. Dari jumlah itu, 13 di antaranya mengawal calon pasangan. "Selama ini Pak Ahok dilakukan pengawalan, termasuk peserta Pilkada lain kita kawal," ujar dia.

Terpisah, Kepala Satpam Perumahan Pantai Mutiara, kompleks Ahok tinggal, Kharten Kailem mengatakan ada 100-an polisi yang berjaga di rumah Gubernur DKI ini. Termasuk 1 SSK Brimob Polda Sumatera Selatan yang mulai berjaga sejak 3 hari lalu. Para personel Brimob terlihat tengah berada di posko lengkap dengan senjata laras panjangnya. Kharten menambahkan personel Brimob yang disiagakan di perumahan itu untuk mengantisiapsi demo hari ini.(rmol)