Jokowi: Islam dan Keindonesiaan Tak Harus Dipertentangkan

Rabu, 02 November 2016

foto Presiden Joko Widodo (Jokowi)

JAKARTA — riautribune : Presiden Joko Widodo mengajak semua ulama dan tokoh agama untuk bersama-sama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keindonesiaan yang memiliki suku, agama, dan ras yang beragam, lanjut Jokowi, bukanlah menjadi alasan untuk memecah belah bangsa.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengundang tiga organisasi Islam, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

"Kami berharap bahwa ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan keindonesiaan tidak harus dipertentangkan, tetapi marilah bersama-sama kita jaga, kita pelihara, kita perjuangkan keindonesiaan kita," kata Jokowi.

Jokowi lalu berbagi pengalamannya sebagai Kepala Negara dalam berhubungan dengan negara lain yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam.

Menurut Jokowi, banyak kepala negara lain menyampaikan sangat menghargai kerukunan antar-umat beragama yang terjadi di Indonesia.

Jokowi meminta para ulama dan tokoh Islam memberikan pesan yang sejuk sehingga kerukunan yang selama ini terjalin bisa tetap terjaga.

"Kita percaya para ulama merupakan penerus nabi dan tugasnya membawa kabar yang baik, menjaga umat, memberikan peringatan, memberikan tuntunan kepada umat dan kita semuanya," kata Jokowi.

Jokowi berterima kasih atas kedatangan para tokoh dari tiga organisasi tersebut. Biasanya, kata Jokowi, dia selalu sowan mendatangi satu per satu pondok pesantren-pondok pesantren para ulama.

Namun, kali ini ia ingin mengundang ulama untuk ke Istana. Jokowi tidak menjelaskan peristiwa khusus yang membuatnya mengumpulkan pengurus organisasi Islam di Istana. Seusai Jokowi menyampaikan sambutan, pertemuan langsung digelar secara tertutup.(kmps)