Komisi X: Lokasi Kongres PSSI Sebaiknya Tidak Jadi Polemik

Kamis, 13 Oktober 2016

foto Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana,

JAKARTA - riautribune : Lokasi Kongres Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) seharusnya tidak menjadi perdebatan atau polemik antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI. Mengingat, hal ini merupakan hal yang tidak prinsipil.

"Kita tidak boleh banyak berdebat terkait hal yang tidak prinsipil. Saya lebih sepakat untuk urusan teknis seperti ini, diserahkan koordinasi PSSI dengan FIFA. Tetapi juga alangkah eloknya PSSI mendengar keinginan-keinginan Pemerintah," kata Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana, Kamis (13/10).

Keinginan Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora yang dimaksud Dadang adalah keinginan untuk menggelar kongres di Yogyakarta. Sementara PSSI menginginkan kongres diselenggarakan di Makassar.

"Kalau kemudian PSSI mengikuti saran-saran dari Pemerintah, tentu ini lebih baik. Kenapa harus bersitegang. Saya kira Pemerintah tidak bermaksud apa-apa, untuk kemudian meminta tempat sesuai dengan keinginan mereka. Ini tidak perlu menjadi problem," imbuh Dadang.

Politisi Partai Hanura itu mengatakan, kedua belah pihak harus saling memahami, sehingga tidak terjebak dalam hal-hal yang tidak prinsipil. Keinginan Pemerintah, juga bisa menjadi pertimbangan PSSI. Dan bukan Pemerintah mengintervensi PSSI.

"Alangkah baiknya, masalah tempat, tidak salah kalau PSSI mendengarkan keinginan Pemerintah. Untuk proses Kongres tentu diberikan sepenuhnya kepada pemilik suara di PSSI, untuk benar-benar menjunjung prinsip demokrasi, dan tidak ada tekanan dari manapun," harap Dadang.

Ia berharap, kongres ini menghasilkan pengurus yang kredibel, punya integritas, terpercaya dan tentunya bisa mengangkat prestasi sepakbola. Karena selama ini persepakbolaan Indonesia dalam kondisi memprihatinkan.

Sebagaimana diketahui, pemilihan lokasi Kongres PSSI menjadi polemik karena keinginan yang berbeda antara pemerintah dan PSSI. Perbedaan lokasi kongres tersebut memunculkan reaksi dari beberapa pihak. Mayoritas pemilik hak suara PSSI yang tergabung dalam Kelompok 85 memutuskan untuk mengikuti arahan pemerintah dan memindahkan lokasi kongres dari Makassar ke Yogyakarta.

Menpora Imam Nahrawi pun memilih Yogyakarta dengan alasan federasi sepakbola tanah air itu pernah lahir di sana pada 19 April 1930. "Bila pemerintah dimintai pendapat sebaiknya di Yogyakarta. Toh PSSI dulu pernah lahir di sana supaya jadi semangat dalam mereformasikan sepakbola itu saja," terangnya.(rmol)