Akom: Jika Benar Menistakan Agama Tidak Bisa Didiamkan, Ahok Harus Minta Maaf

Sabtu, 08 Oktober 2016

Foto Internet

JAKARTA - riautribune : Ketua DPR RI Ade Komarudin mengaku sama sekali belum mendengar ataupun melihat langsung video petahana, Gubernur DKI jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dinilai sebagian kalangan sebagai penistaan agama terkait ucapan dia atas surat Al-Maidah di depan masyarakat Pulau Seribu. .

Pria yang karib disapa Akom ini menyayangkan jika memang benar Ahok ucapkan itu. Menurutnya, jika Ahok benar melecehkan agama Islam, maka itu akan merugikan Ahok sendiri.

"Ya begini kalau itu benar karena saya belum menelitinya, sangat disayangkan dan itu merugikan Pak Ahok sendiri," ujar dia diselela-sela acara pressgathering, Kuta, Bali, Jumat (7/10).

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa semua pihak tentu ingin negara berjalan diatas jalur yang benar. Dimana founding father, Bung Karno dan Bung Hatta sudah memberikan tempat bagi semua warga negara Indonesia untuk memaksimalkan pengabdiannya kepada republik. Mereka tidak membedakan orang dari SARA.

"Mau suku apa, mau etnis apa semuanya dapat tempat," bebernya.

Namun demikian, lanjut Akom, dinegeri ini mayoritas merupakan umat muslim. Artinya, semua pejabat publik yang dipilih melalui mekanisme pemilu sesungguhnya dipilih oleh mayoritas umat muslim itu.

"Nah jangan sampai pengorbanan mereka (umat muslim), kecintaan mereka tehadap Republik ini dilukai oleh siapapun. Terlebih-lebih Pak Ahok yang calon Gubernur. Beliau tokoh besar justru punya kewajiban untuk menjaga pluralisme yang sudah menjadi komitmen bangsa ini," tegasnya.

Karenanya, lanjut Akom, sangat disayangkan kalau itu benar Ahok menistakan agama. Sebab menurutnya itu sama saja Ahok telah melukai umat Islam dan melukai bangsa ini yang sudah mempuyai tatanan yang cukup bagus didalam konstitusinya.

"Jadi saya kira ini tidak bisa didiamkan, ini akan membahayakan persatuan nasional. Saya orang yang beragama Islam saja tidak boleh melakukan, terlebih-lebih itu merupakan pengorbanan orang Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Gak mungkin konstitusi kita seideal seperti itu, pluralisme dijamin dan dijaga," ketusnya.

Jika benar,  tambah Akom, maka sebaiknya Ahok segera meminta maaf. Hal itu menurutnya agar tidak merusak persatuan nasional.

"Kasihan negeri ini keadaan ekonomi dunia melambat berdampak pada kita bila kita tidak kompak, bahaya. Saya bilang bangsa ini sudah bagus, jangan sampai mayoritas sudah berkorban, justru minoritas yang tak menghargai pengorbanan itu. Warga negara Indonesia asli itu pengorbanan tersendiri loh, tolong itu dimanfaatkan sebaik-baiknya," tukasnya.(rmol)