Rupiah Berakhir Turun ke Rp 13.091

Jumat, 09 September 2016

Ilustrasi Internet

JAKARTA-riautribune: Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore (9 September 2016) bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp13.091, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.063 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang mengalami pelemahan pada akhir pekan ini (9 September 2016) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laju mata uang domestik.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,36 persen menjadi 46,97 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,42 persen menjadi 49,28 dolar AS per barel.
"Mata uang komoditas cenderung melemah, termasuk rupiah menyusul harga minyak mentah dunia yang tertekan," katanya.

Di sisi lain, menurut Rully, aksi ambil untung pelaku pasar uang jangka pendek turut menjadi salah satu faktor yang menekan rupiah terhadap dolar AS di pasar valuta asing domestik.

Sementara itu, Kepala Riset Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan dolar AS masih relatif terbatas akibat ketidakpastian kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat untuk menaikan suku bunga acuannya.

Ia mengatakan data jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang turun meredam harapan kenaikan suku bunga AS. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran berkurang 4.000 menjadi 259.000 pada pekan yang berakhir 3 September, dari pekan sebelumnya 263.000.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.089 dibandingkan hari sebelumnya (8/9) Rp13.090.(tempo/rt)