Pogba Pasang Target Tinggi

Rabu, 10 Agustus 2016

foto internet

Paul Pogba mengusung ban­yak target ambisius bersama Manchester United. Sepertinya penggawa berpaspor Prancis ini mau malu dengan labelnya sebagai pemain dengan transfer termahal ini.
Pogba dibeli United dengan harga 90 juta Poundsterling untuk kontrak dengan durasi lima tahun dari Juventus dan memecahkan rekor transfer termahal dunia, lewat pengu­muman resmi yang dibuat klub kemarin.

Pemain berusia 23 tahun itu in­gin memenangkan trofi Premier League, Liga Champions, dan Ballon d’Or bersama dengan United, tim yang pernah ditinggalkan­nya pada tahun 2012. "Pertama, saya ingin memenangkan liga untuk kali pertama bersama United. Liga Champions, tentu saja, dan secara pribadi, salah satu impian pribadi saya adalah memenang­kan Ballon d'Or. saya tidak pernah melakukannya sebelumnya," kata Pogba.

Manajer Jose Mourinho menga­takan pemain tim nasional Prancis itu bisa menjadi 'jan­tung klub' untuk dekade berikutnya. "Dia cepat, tangguh, mencetak banyak gol, dan bisa membaca permainan dengan baik. Dalam usia 23 tahun, Pogba punya kesempatan besar untuk berkembang," ucap Mourinho.

Kabar lainnya, penjaga gawang Leicester City, Kasper Schmeichel buka suara men­genai kepindahan reka­nnya Kante ke Chelsea ba­ru-baru ini. Schmeichel menyebut bahwa timnya bukanlah one-man team, sehingga kepergian Kante bu­kanlah masalah yang besar bagi mereka.

Pada bursa transfer kali ini, The Foxes kehilangan salah satu aktor penting dari keber­hasilan mereka meraih gelar juara musim lalu Kante. Pemain Timnas Prancis tersebut memi­lih untuk bergabung dengan klub London, Chelsea dengan nilai transfer mencapai 32 juta Poundsterling bulan lalu. "Kami adalah tim yang sangat padu. Kami hanya bekerja keras untuk setiap pertandingan. Hanya itu yang bisa kami tuntut dari sesa­ma rekan kami dan hal itu akan membawa kami menuju kes­uksesan," ucap kiper 29 tahun tersebut kepada Soccerway.

Sementara itu, Gary Neville mengatakan, tidak buru-buru kembali ke dunia manajerial, dan memilih fokus pada bisnis. Neville dipecat sebagai manajer Valencia musim lalu usai hanya menangani tim di 16 laga. Melihat perannya sebagai asisten manajer Roy Hodgson di Inggris berakhir, usai tim tersingkir di babak 16 besar Euro 2016.

Neville pun kini kembali menekuni profesi yang sebe­lumnya membuat ia terkenal pasca pensiun, yakni sebagai komentator di TV. "Saya kira bahwa saya mungkin sudah memilih untuk mengurusi masalah bisnis, ketimbang melatih," tutur Neville.(rmol/rt)