Riau Hadapi Ancaman non-Militer

Rabu, 03 Agustus 2016

foto riautribune.com

PEKANBARU-riautribune: Provinsi Riau saat ini menghadapi ancaman non-militer yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan atau berimplikasi mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

Demikian diungkapkan Dirjakstra Ditjen Strahan Kemhan, Brigjen TNI Muhammad Nakir dalam rapat koordinasi daerah tentang penyelenggaraan pertahanan negara dan penataan wilayah pertahanan di Provinsi Riau Indonesia.  Dikatakan, khususnya Provinsi Riau hadapi ancaman yang diklasifikasikan menjadi tujuh bagian.

"Ancaman itu berasal dari 7 segi yaitu ekonomi, politik, sosial budaya, ideologi, legislasi, teknologi dan keselamatan umum," ujarnya, Selasa (2/8/16).

Klasifikasi tersebut yaitu dari ekonomi seperti inflasi, pengangguran tinggi dan infrastruktur yang buruk. Politik seperti demokratisasi, intervensi politik dari luar negeri dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Ideologi yaitu individualisme, materialisme, radikalisme, anarkisme dan atheisme dan sebagainya.

Selain itu, sosial budaya yaitu kemiskinan, kebodohan dan konflik SARA. Keselamatan umum yaitu bencana yang sering dialami, pencemaran lingkungan dan premanisme. Teknologi yaitu kejahatan siber, ketergantungan teknologi luar negeri dan dampak negatif TIK. Terakhir legislasi seperti intervensi proses peradilan, duplikasi hukum nasional dan upaya asing kuasai kedaulatan hukum Republik Indonesia.

Oleh sebab itu, perlu adanya pembangunan sistem pertahanan yang perlu di susun skala prioritasnya yaitu peningkatan profesionalisme TNI, Penyiapan dan pengembangan kekuatan rakyat dan pengembangan teknologi pertahanan dalam mendukung ketersediaan Alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

"Selain peningkatan profesionalisme TNI, saya rasa penting adanya bela negara dalam pembangunan pertahanan negara, ketika negara luar tidak perlu, Indonesia perlu itu. Itu wujud kesatuan negara," terang Nakir.

Ia juga menyampaikan bahwa pembangunan pertahanan negara adalah hal yang penting sebab tidak akan ada negara yang hebat namanya jika pertahanan negara lemah.

"Tidak ada di dunia itu, suatu negara yang hebat gaungnya, tetapi pertahanan negaranya lemah," tandasnya. 

Rakorda ini dibuka oleh Asisten I Setdaprov Riau, Ahmadsyah Haroefie. Turut pula dihadiri oleh Brigjen TNI Muhammad Nakir, Laksamana Pertama TNI R.M. Harahap, Letkol ADM Sianturi, Mayor Dody dan dimoderatori oleh Kepala Bagian (Kaban) Kesbangpol Provinsi.(ehm)