Sholat Tarawih dan Kesehatan Mental

Sabtu, 08 Maret 2025

JAKARTA - Sholat tarawih adalah amalan sunah di bulan Ramadhan yang mempunyai waktu tertentu (an-naflul muaqqat). Waktu sholat Tarawih dimulai setelah mengerjakan sholat Isya' hingga munculnya fajar shadiq, Sejarah sholat Tarawih dimulai pada tahun 2 Hijriah, tepatnya pada 23 Ramadan. Nabi Muhammad SAW pertama kali mengerjakan sholat Tarawih di masjid, meskipun terkadang beliau juga melakukannya di rumah. 

Penggunaan istilah tarawih belum digunakan pada zaman Rasulullah SAW. Sholat sunah yang dikerjakan pada malam hari biasa dikenal dengan Qiyam Ramadhan. Masa kekhalifahan Umar bin Khattab menjadi awal mula dikenalnya istilah tarawih. Kata "Tarawih" berasal dari bahasa Arab yang artinya " Istirahat". Penamaan ini merujuk pada jeda sejenak yang dilakukan karena durasi Qiyam Ramadhan yang cukup panjang.

Sebagai bentuk penghambaan dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, Sholat Tarawih sangat dianjurkan, tidak hanya memperkuat hubungan spiritual antara individu dan Tuhan, tetapi juga diyakini memberikan manfaat bagi Kesehatan. Al-Hafiz Ad-Dzahabi menafsirkan bahwa sholat tarawih merupakan kesunahan yang di dalamnya mengandung banyak dzikir. Dzikir dalam sholat tarawih akan membantu pencernaan makanan.

Sholat tarawih ketika bulan Ramadhan biasanya dilakukan di awal malam, tidak lama setelah berbuka puasa. Dengan banyaknya gerakan sujud diselingi duduk merupakan hal baik untuk Kesehatan saluran cerna.

"Gerakan bersujud saat sholat itu sangat menguntungkan untuk membuka jalan pencernaan dan mengeluarkan kotoran dari tubuh dengan melancarkan saluran makanan dari lambung ke usus besar, dan dalam menggerakkan sampah bersamanya hingga ia terdorong, sebab dalam usus-usus besar tertentu ada timbunan makanan dan sisa makanan jatuh ke atas makanan yang dimakan sebelumnya." (Ad-Dzahabi, 283).

Selain itu, bagi individu lanjut usia, gerakan berulang dan teratur selama sholat Tarawih dapat meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas sendi, dan keseimbangan tubuh. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan membantu mencegah risiko cedera akibat jatuh. Dampak baik sholat tarawih ini tidak hanya pada Kesehatan fisik,namun juga Kesehatan mental. Penelitian Pengaruh Sholat Tarawih pada Kesehatan Mental dan Pengendalian Diri yang dilakukan oleh Quadri Syed Javeed, Kepala & Associate Professor Psikologi di MSS Art's Commerce & Science College, di Jalna, India mengambil topik Pikiran, sholat tarawih secara signifikan meningkatkan kesehatan mental dan pengendalian diri.

Dalam studinya Javeed meneliti kesehatan mental dari lima puluh responden berusia 18-30 sebelum dan sesudah sholat menggunakan Inventarisasi Kesehatan Mental dan Inventaris Seri Kepribadian Multi Penilaian, dan hasilnya menguatkan hipotesisnya tentang efek positif tarawih pada kesejahteraan mental dan spiritual. 

Jika dilaksanakan dengan baik, shalat tarawih dapat membantu seseorang untuk:

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan
Aktivitas fisik dan spiritual dalam shalat Tarawih dapat memicu pelepasan endorfin, yaitu neurotransmitter yang berperan dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan perasaan euforia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa gerakan dan bacaan dalam salat memiliki efek relaksasi yang mirip dengan meditasi, sehingga dapat mengurangi hormon stres seperti kortisol dan meningkatkan perasaan tenang. Adanya relaksasi otak, yaitu keadaan fisik istirahat yang dalam sehingga mengubah respons fisik dan emosional terhadap stres. Respons relaksasi membuat pikiran tenang, mengurangi efek stres dan mendorong sikap penerimaan.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional
Sholat Tarawih mendorong seseorang individu untuk merenungkan kehidupan, memperbaiki diri, dan mengendalikan emosi negatif seperti marah atau dendam. Proses ini membantu seseorang untuk lebih sadar akan perasaan dan tindakannya, serta meningkatkan kemampuan menghadapi konflik atau situasi stres dengan tepat. Bacaan dan doa yang penuh makna juga membantu menenangkan pikiran dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.


3. Menumbuhkan Rasa Optimisme dan Harapan
Pelaksanaan sholat Tarawih secara khusyuk dapat meningkatkan rasa optimisme dan harapan dalam menghadapi tantangan hidup. Hal ini karena sholat mengajarkan individu untuk selalu bersandar kepada Allah SWT, yang memberikan harapan Tarawih juga mampu membangkitkan rasa sejahtera dan energi yang lebih besar, mengurangi kecemasan dan depresi, mempengaruhi suasana hati dengan baik dan berkontribusi pada harga diri dan aura kepercayaan diri, meningkatkan memori pada orang tua terutama dengan pengulangan konstan.

4. Manfaat Silaturahim
Sholat tarawih yang dilaksanakan di Masjid, Surau, Langgar, Musholla secara berjamaah tentu memiliki manfaat silaturahmi di samping derajat sholat yang lebih tinggi. Silaturahmi sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Selain diyakini membuka pintu rezeki, bertemu dengan jamaah lain dapat mengurangi rasa kesepian, meningkatkan perasaan keterhubungan, dan memberikan dukungan emosional.

Bertemu dengan orang lain memungkinkan seseorang untuk menyampaikan buah pikir atau perasaan, yang bisa saja mendapatkan respon baik untuk keluhannya. Berinteraksi dengan berbagai orang membantu dalam pengembangan keterampilan sosial, seperti kemampuan berkomunikasi, empati, dan kepemimpinan. Adanya hubungan sosial yang terjaga baik akan membantu mengurangi risiko gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan.(dtk)