Warga Kampar Cegah Kebakaran Lahan Pakai Mesin Sepeda Motor

Jumat, 22 Juli 2016

foto Internet

KAMPAR - riautribune : Warga Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar memiliki cara unik dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran lahan. Warga Kampar menggunakan mesin sepeda motor sebagai pompa air sumur bor di lahan gambut yang dibangun Badan Restorasi Gambut (BRG) beberapa waktu lalu.

"Sebuah inovasi yang sangat sederhana dan efektif," kata Kepala Desa Rimbo Panjang Zalka Putra saat menerima kunjungan rombongan staf kepresidenan, Kamis, 21 Juli 2016.

Desa Rimbo Panjang merupakan kawasan perbatasan Kampar dan Pekanbaru. Kawasan ini kerap dilanda kebakaran lahan, saban tahun yang asapnya kerap kali mengganggu Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut memberikan perhatian khusus bagi desa ini dengan membangun 50 unit sumur bor di lahan gambut. Enam unit di antaranya merupakan swadaya masyarakat.

Zalka Putra mengatakan 50 sumur bor di kawasan gambut itu mampu mengurangi potensi kebakaran lahan yang setiap tahun mengancam daerah tersebut. Satu sumur bor mampu mengawasi 25 hektare lahan gambut dengan daya dorong air 4 liter perdetik atau setara 15 tangki mobil pemadam kebakaran.

Pada saat libur lebaran lalu sempat terjadi kebakaran yang menghanguskan 1 hektar lahan gambut. Namun rembetan api cepat dicegah berkat adanya sumur bor.

Masyarakat yang terlibat memadamkan api tidak kehabisan akal meski mesin pompa air yang terbatas. Mereka mengerahkan sepeda motor ke titik-titik sumur bor di lahan gambut dan menggunakan mesinnya untuk pompa air.

Cara itu sangat efektif, disamping penanganan cepat, petugas lebih hemat waktu dan bebas rintangan menembus kawasan yang sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran. "Cukup pakai sepeda motor saja menembus gambut yang sulit dijangkau," jelasnya.

Selang pompa air dihubungkan ke mesin, lalu pedal gas sebagai daya dorong air. Pantauan Tempo, dorongan air mesin motor yang keluar dari selang mampu menjangkau kurang lebih 100 meter.

Keberadaan sumur bor dan inovasi sederhana ini dinilai warga terbukti mampu mengurangi risiko ancaman kebakaran lahan di daerah tersebut. "Dalam tahun ini hanya satu kali terjadi kebakaran, itupun hanya 1 hektare karena cepat tertangani," katanya.

Meski demikian, Zalka Putra menilai 50 sumur bor di desanya masih terbilang kurang jika dibandingkan luas desa yang mencapai 9000 hektare. "Idealnya di desa kami perlu 400 unit sumur," ucapnya.

Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki memuji inovasi warga Rimbo Panjang dalam menangani kebakaran lahan. Dia berharap inovasi sederhana dan berbiaya murah itu dapat diterapkan di setiap desa di Riau. "Ini perlu direplikasi desa-desa lain di Riau," katanya.

BRG mulai melakukan aksi restorasi di tingkat tapak dengan pembangunan sumur bor bersama masyarakat. Rencananya pada tahun ini BRG akan membangun kembali 500 sumur bor baru yang akan ditempatkan pada wilayah-wilayah gambut rawan terbakar di provinsi Riau.

"Tugas kami restorasi gambut yang sudah terbakar dan rusak dengan mengembalikan fungsi hidrologisnya," kata Kepala BRG Nazir Foead.

BRG menargetkan merestorasi 2 juta hektare lahan gambut di Indonesia dalam jangka waktu 4 tahun. Seluas 938,619 hektare berada di Riau.(tmpo)