Produksi 75 ton gaplek putih perhari, petani Ubi Berharap Pemerintah Mendirikan Pabrik Terpadu

Kamis, 07 November 2024

PINGGIR, Riautribune. com - Melanjutkan agenda blusukannya, Bagus Santoso mendatangi kebun Ubi Kayu di Kelurahan Balai Raja. Kawasan ini merupakan salah satu sentral produksi Ubi Kayu di Kecamatan Pinggir seluas 320 hektare dan menjadikan satu- satunya hamparan tanaman Ubi Kayu  terluas di Provinsi Riau.

Kedatangan Bagus Santoso dan rombongan disambut Hamzah dan Rini pasangan suami isteri pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM ) yang mengolah Kayu Ubi menjadi Gaplek Putih di Centra Industri , Rabu ( 6/11 ) Balai Raja.

" Luar biasa anugerah yang diberikan Tuhan untuk masyarakat Kabupaten Bengkalis. Potensi alam menjanjikan tidak hanya ekonomi tapi kebahagian hati. Ini ladang duit yang mesti kita syukuri dan mari kita garap manfaatkan bersama- sama, " katanya semangat.

Menurut keterangan Mas Jeni, industrinya baru mampu memproses ubi kayu menjadi gaplek putih 75 ton perhari  sehingga belum bisa menampung hasil panen semua petani. " Belum bisa menampung panen petani semua, industri ini baru bisa menjadikan Ubi menjadi Gaplek Putih, " katanya.

Mas Jeniwianto mengharapkan pemerintah dapat bekerjasama untuk mendirikan industri yang terintegrasi yaitu mengolah Ubi Kayu menjadi Tepung Tapioka dan turunan lainnya seperti makanan ternak.

Dengan mendirikan industri terpadu maka harga jualnya bisa tinggi. Sehingga pendapatan petani naik dan bertambah semangat. Sejauh ini sudah terbentuk 5 kelompok tani dengan anggota 150 orang.

" Terus terang ini  peluang usaha dan menambah lapangan pekerjaan. Apalagi pemerintah  mensuport bantuan peralatan - optimis petani maju sejahtera, " imbuhnya.

Meskipun tanaman ubi sudah mencapai ratusan hektare jumlah petani dibandingkan potensi lahan masih belum seimbang. Begitu juga pedagang karena untuk memasarkan industri terbatas. Sebagaimana diketahui  di Provins Riau hanya ada sebuah pabrik .

Diperoleh informasi keberadaan pabrik Ubi Kayu juga tidak membawa efek domino dikarenakan petani sering dibuat pusing akibat tak konsisten harganya. Pabrik dalam menentukan harga sering berubah-ubah, parahnya lagi saat panen melimpah harga jatuh.

Melihat potensi dan ketidakpastian harga, muncul pahlawan penyelamat petani yaitu pelaku UMKM Hamzah bersama Rini isterinya dibantu  150  anggota kelompok tani. Kendalanya pada pengurusan perizinan karena lokasi pada zona kawasan hutan. " Saya sudah urus tapi melihat prosesnya perlu persyaratan yang panjang. Apapun itu saya Industri tetap berjalan apa adanya. Jika berhenti kasihan para petani tak laku hasil panennya, " jelasnya.

Terkait hal tersebut hasil kordinasi lintas dinas teknis Dinas Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan, Dinas PUPR, Camat Pinggir dan Lurah Balairaja siap bersama membantu dan menindakalanjuti agar petani maju dan sejahtera.