Sejumlah akademisi Fisip UR bimbing diskusi FGD perihal Stunting di Pemkab Siak
Riautribun-Siak : Dalam upaya menganalisis penerapan agile governance dalam penanganan stunting dikampung laksamana, kecamatan sabak auh, kabupaten siak, dosen administrasi publik, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas riau, bersama mahasiswa kukerta MBKM kampung laksamana 2024, menggelar focus group discussion (FGD) dengan tema “agile governance dalam penanganan stunting di kampung laksamana kecamatan sabak auh,kabupaten siak”. FGD ini diselenggarakan guna menganalisis strategi penanganan stunting yang telah diterapkan oleh pememrintah daerah kabupaten siak,khususnya dikampung laksamana yang berhasil mencapai angka prevelensi stunting 0%.
Acara yang berlangsung di aula kampung laksamana ini melibatkan berbagai pihak,termasuk pemerintah daerah,tokoh masyarakat,tenaga kesehatan,dan guru PAUD. Diskusi difokuskan pada bagaimana agile governance dalam penanganan stunting yang dilakukan oleh pemerintah kampung laksamana,serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi agile governance dalam penanganan stunting di kabupaten siak khususnya di kampung laksamana.
Dalam pembukaan acara, beberapa dosen Universitas Riau menyampaikan bahwa FGD ini sangat penting untuk menggali faktor-faktor kunci kesuksesan penanganan stunting di Kampung Laksamana. Diskusi difokuskan pada berbagai aspek seperti intervensi gizi, pemantauan kesehatan balita, edukasi bagi ibu hamil, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam menjalankan program pencegahan stunting. Dalam sambutannya, salah satu dosen dari Universitas Riau mengapresiasi keberhasilan pemerintah daerah Kabupaten Siak dalam menurunkan angka stunting di Kampung Laksamana hingga 0%. “Berdasarkan hasil pengukuran stunting balita di Kabupaten Siak tahun 2023, Kampung Laksamana menjadi kampung dengan angka stunting paling rendah di Kecamatan Sabak Auh, bahkan mencapai zero stunting. Oleh karena itu, hari ini kami, para dosen yang hadir, ingin menggali informasi dari bapak ibu sekalian yang terlibat langsung dalam upaya pencegahan stunting di Kampung Laksamana ini." Ujar (Hafzana Bedasari, S.Sos., M.Si), Dosen Administrasi Publik Universitas Riau.
Dalam sesi tanya jawab, para peserta dari pihak desa dan tenaga kesehatan memberikan pandangan mereka tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor serta peran masyarakat dalam mendukung kebijakan kesehatan. Mereka juga berbagi tentang tantangan yang dihadapi serta solusi kreatif yang telah diterapkan di lapangan.
Mahasiswa Kukerta MBKM UNRI juga aktif berpartisipasi dengan memaparkan hasil observasi lapangan terkait program kesehatan dan gizi di kampung tersebut. Mereka turut menyusun pertanyaan dan panduan diskusi untuk menggali lebih dalam mengenai keberhasilan Kampung Laksamana dalam mengatasi masalah stunting.
Hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi penting untuk pengembangan kebijakan penanganan stunting di daerah lain, sekaligus memperkuat program pencegahan yang sudah berjalan di Kampung Laksamana. Melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan penanganan stunting di daerah ini dapat menjadi contoh bagi kampung-kampung lain di Kabupaten Siak dan sekitarnya.