Peneliti UNRI Temukan Masalah Pasca Covid.

Selasa, 11 Juli 2023

 

PEKANBARU-riautribune: Peneliti Universitas Riau menemukan, ada hal yang berbeda dalam pola pembelajaran siswa di sekolah Pasca pandemi Covid 19. Temuan tersebut adalah, turunnya minat belajar dan mutu pendidikan untuk pelajar, karena perlu tindakkan tenaga pendidik kreatif. Demikian disampaikan oleh peneliti dari FMIPA Universitas Riau Dr Sofia Anita, saat meneliti proses pelajaran sains yang berlangsung terutama pembelajaran yang menggunakan metode alat peraga. Hasil penelitian ini dilanjutkan dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

“Kami menemukan, kurangnya pemberdayaan dan kreatifitas guru untuk mempersiapkan kembali proses pebelajaran tatap muka secara langsung. Fenomena yang kami temukan, yakni semangat dan kreatifitas pengajaran oleh guru terkesan lambat dan kurang bersemangat. Ini dikarenakan kondisi terdahulu, proses pembelajaran online, atau di dalam suatu jaringan (daring),”Ucap Doktor jurusan Kimia FMIPA Universitas ini, ketika diwawancarai Riautribune.com  baru-baru ini.

 Ditegaskannya, suasana itu telah mengukung kompetensi tenaga pengar, karena terhukum oleh situasi dan kondisi Covid karena melangsungkan pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) yang lebih cenderung membangun daya hayal semata atau simulasi yang sangat tebatas.

 “Hendaknya ada upaya, perbaikan, yakni metode pembelajaran yang lebih kreatif, mandiri, interaktif, membuka cara berpikir dan minat belajar peserta didik yang lebih integratif. Salah satu upaya, yakni menggunakan peralatan dan bahan sederhana sebagai wadah praktikum ilmu sains,” ucap Dr.Sofia Anita kepada Riautribune.com.

Guna menjawab persoalan itu, sejumlah peneliti FMIPA Universitas Riau pun, turun langsung melaksanakan kegiatan pengabdian ke Kabupaten Kepulauan Meranti khususnya pada sekolah-sekolah yang ada.

“Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah berupa manjemen pengajaran dan pembelajaran melalui pembinaan eksperimen dan alat-alat peraga kepada guru-guru IPA dan ilmu fisika. Kami mencoba memahami penyebab dan solusinya, apakah bisa mengubah kondisi yang ada saat ini”.

   Tenaga pengajar tadi, kami tawarkan untuk mengenalkan kepada orang tua, dan siswa tentang alat eksperimen. Alat praktikum ini dapat ditampilkan baik dalam wujud mekanik dan non mekanik (elektromagnetik).

  “Kami juga menjelaskan, bahwa ada secara fisik dalam bentuk simulasi serta praktik nyata yang dapat diterima oleh indera, pendengaran, peraba dan penglihatan. Kegiatan ini juga dilakukan dengan menggunakan metode synchronous dan asynchronous,”terang Sofia Anita yang juga Pakar di Bidang Ilmu Lingkungan.

Lebih lanjut dijelaskannya, adapun materi pelajaran yang disimulasikan yakni, materi IPA dalam bentuk modul gerak lurus beraturan, gerak jatuh bebas, bandul sederhana. Beberapa materi lainnya yakni konstanta pegas dan hukum Hooke, gelombang berdiri dan bunyi, kemagnetan dan induksi elektromagnetik, hukum Ohm dan rangkaian listrik, viskositas fluida dan hukum Archimedes, potensial dan medan Coulomb, medan dan potensial listrik plat kapasitor, jembatan wheatstone, cermin dan lensa, prisma, dan fokus lensa. 

  Adapun implementasi pengabdian ini ditujukan kepada tenaga pengajar di tingkat SMA atau sederajat, Sekolah Menengah Atas Kepulauan Meranti, Selat Panjang. Guru-guru yang dipersiapkan dari utusan sekolah bidang IPA dan Fisika berjumlah 30 orang dan juga diikuti oleh  dengan tenaga didik dibidang IPA bersama para mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata. Tenaga pengajar sebagai Narasumber dilibatkan dari para dosen khsususnya bidang sains yang sudah berpengalaman dalam dunia alat-alat peraga dan instrument eksperimen. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan secara langsung dengan mempraktikan beberapa alat peraga eksperimen fenomena alam sederhana namun dengan konsep ilmiah yang mudah namun memiliki pemahaman yang komprehensif. Kemudian, dalam pelatihan kegiatan ini dilanjutkan dengan tampailan setiap percobaan, guru-guru diberi kesempatan untuk bertanya dan mempraktikannya, menjawab secara individu dan juga berkelompok, kemudian diberikan beberapa materi menarik dari para dosen.

   “Dengan  survei lapangan pada pengabdian ini, akan didapatkan nilai potensi dan pengalaman dalam proses  pembelajaran  secara eksperimen oleh guru-guru, ujian singkat untuk mengetahui perubahan indikator ketercapaian dalam peningkatan wawasan pengetahuan dan keterampilan. Hasil ujian nanti yang diperoleh sangat menentukan dan dapat memberikan faktor indikator dalam motivasi dan kompetensi guru-guru sekaligus siswa-siswa di sekolah. Hasil ini membuktikan bahwa kegiatan pemberdayaan dan kreativitas pembelajaran ilmu fisika dan sains dapat lebih mudah dipahami dengan bantuan pendekatan visual dari praktikum menggunakan alat-alat peraga sederhana,”terang Sofia Anita

Dirinya berharap temuan dari survey dan pengabdian ini, bisa menjadi sebuah masukkan dan gagasan bagi Pemrintah kabupaten, dalam mengembalikan kompetensi tenaga pengajarnya pasca Covid, dan mendorong kembali peningkatan prestasi siswa.(YAS).