Bermitra dengan Pemda Riau, Ini Inisiatif RAPP dalam Percepatan Penurunan Stunting di Riau

Jumat, 26 Mei 2023

RAPP terus aktif membantu program penurunan stunting

PEKANBARU, Riautribune.com - Perkembangan perusahaan swasta di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, berdasarkan data dari laporan yang dicatat oleh pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Riau, saat ini sudah mengalami kemajuan. 

Pemda Riau, melalui Gubernur Provinsi Riau, H Syamsuar menyampaikan bahwa perusahaan swasta di Provinsi Riau, berdasarkan hasil penilaian, mampu mengambil peran dalam mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting di bumi lancang kuning. 

Hal tersebut disampaikan Syamsuar usai acara penilaian kinerja Kabupaten dan Kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2023 di Hotel Aryaduta tepatnya di jalan Diponegoro Kota Pekanbaru pada Kamis, 25 Mei 2023. 

Syamsuar menjabarkan beberapa perusahaan besar di Provinsi Riau yang dapat menjadi mitra Pemda dalam memerangi persoalan stunting dan salah satunya adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan. 

Informasi yang disampaikan oleh Syamsuar adalah PT RAPP termasuk perusahaan yang memiliki daerah binaan untuk program penurunan stunting. 

"RAPP ada (berperan). Karena mereka termasuk juga ada mendampingi dan mereka juga sudah ada binaannya sesuai wilayah kerjanya. Ada beberapa daerah," ujar Syamsuar saat ditemui awak media. 

Menurut Syamsuar, salah satu peran perusahan di Riau dalam percepatan penurunan stunting adalah melalui CSR. 

Pemerintah Provinsi juga sudah ada melakukan kerjasama dengan forum CSR provinsi dan secara langsung mengelompokkan program kerjanya. 

"Jadi artinya (sudah dikelompokkan) mana yang perusahaan, mana yang Pemda. Kalau misalnya perusahaan bisa nambah lagi, bisa memberikan bantuan makanan, misalnya vitamin dan sebagainya," papar Syamsuar. 

"Dan banyak hal yang bisa dibagi antara perusahaan, Pemda dan juga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)," lanjutnya. 

Sementara itu Health Program Coodinaator RAPP, Purwo Widi Astanto mengatakan, untuk mewujudkan visi April 2030, salah satu komitmen PT RAPP adalah menurunkan angka prevalensi stunting di Riau hingga 50 persen terutama di desa sasaran. 

"Untuk mencapai tujuan ini kita melakukan beberapa pendekatan," ujar Purwo Widi Astanto. 

Pendekatan pertama yang dilakukan melalui stakeholder engagement, yakni melalui pendekatan pada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten. 

"Di tingkat kabupaten kita bekerja di 4 kabupaten yaitu Siak, Kampar dan Kepulauan Meranti dan Pelalawan," jelas Purwo Widi Astanto. 

Untuk melakukan pendekatan ini kita bekerja dengan melakukan kemitraan strategis bersama dengan lembaga mitra yang sudah berpengalaman dalam pendampingan teknis dalam menyusun strategi komunikasi perubahan perilaku dan juga pendampingan 8 aksi konvergensi," lanjutnya. 

Kemudian inisiatif lain yang dilakukan perusahaan untuk penurunan stunting adalah melakukan program yang namanya mobilisasi tim pendamping keluarga. 

"Sebagaimana kita ketahui pendamping keluarga ini merupakan ujung tombak yang akan melakukan pendampingan kepada keluarga sasaran dan keluarga beresiko stunting, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, kemudian anak Bayi Dua Tahun (Baduta) beserta para orang tua dan keluarga atau pengasuh utamanya," bahasnya. 

Untuk bentuk kerja langsung dari PT RAPP, mereka sudah menurunkan langsung tim pendamping keluarga yang terdiri dari tiga komponen atau tiga unsur. 

Adapun tiga unsur tersebut yakni bidan desa, PKK dan kader KB yang melakukan pendampingan teknis kepada masyarakat tentang kesulitan apa yang mereka hadapi. 

"Ketika mereka menemukan hambatan disitulah kita ambil peran untuk melakukan peningkatan kapasitas kepada tim pendampingan keluarga tersebut," kupas Purwo Widi Astanto. 

Berdasarkan penuturan Purwo Widi Astanto, tahun 2022 PT RAPP juga sudah melakukan training untuk para bidan desa yang nantinya mereka ini yang akan melakukan pelatihan pada kader lain. 

"Dan kader lainnya inilah yang akan melakukan pendampingan pada keluarga mengenai pemberian makan pada bayi dan anak agar praktek pemberian makan pada bayi dan anak tingkat keluarga bisa dikakukan secara memadai," jelasnya. 

Kemudian inisiatif lain yang dilakukan PT RAPP adalah dengan membuat model pengasuhan rumah anak singgah. 

Program tersebut, menurut Purwo Widi Astanto, baru dilakukan uji coba di dua lokasi yaitu satu di Kabupaten Pelalawan, tepatnya di Kelurahan Kerinci Timur dan satu lagi di Siak, yakni di Kampung Lubuk Dalam. 

"Kemudian selain itu di tingkat komunitas kita melakukan aksi nyata melakukan program kesehatan masyarakat untuk mendukung percepatan stunting bersama dengan kader posyandu," ucap Purwo Widi Astanto. 

"Ragam pelatihan sudah banyak kita lakukan dan mereka akan melakukan alih pengetahuan dan ketrampilan kepada para orang tua terutama dalam melakukan monitoring pertumbuhan anak balita dan edukasi pada rang tua tentang pengasuhan yang tepat," pungkasnya. ***