Cegah Kematian Massal Pada Anak, India Wajibkan Tes Laboratorium Untuk Ekspor Sirup Obat Batuk

Selasa, 23 Mei 2023

Ilustrasi/net

PEKANBARU, RiauTribune - India akhirnya akan mewajibkan pengujian sirup obat batuk sebelum diekspor, setelah sirup obat batuk buatan India dikaitkan dengan kematian puluhan anak di Gambia dan Uzbekistan. 

Seperti diketahui, sirup obat batuk yang dibuat oleh dua perusahaan India dikaitkan dengan kematian 70 anak di Gambia dan 19 di Uzbekistan tahun lalu. 

Kini setiap sirup obat batuk harus memiliki sertifikat analisis yang dikeluarkan oleh laboratorium pemerintah sebelum diekspor, mulai 1 Juni 2023 untuk cegah kematian massal pada balita. 

Pengumuman itu dikeluarkan oleh pemerintah India pada hari Senin, 22 Mei 2023, dan dibagikan secara resmi oleh kementerian kesehatan pada hari Selasa, 23 Mei 2023. 

Seperti diketahui, industri farmasi India senilai USD 41 miliar adalah salah satu industri terbesar di dunia. 

Tetapi reputasinya kini terguncang setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan komposisi racun dalam sirup obat batuk yang dibuat oleh tiga perusahaan India. 

Sirup yang dibuat oleh dua perusahaan ini dikaitkan dengan kematian 70 anak di Gambia dan 19 di Uzbekistan pada tahun lalu. 

“Sirup obat batuk yang boleh diekspor asalkan sampel ekspornya sudah diuji dan pembuatan sertifikat analisisnya,” demikian pemberitahuan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan. 

Pemberitahuan tersebut ditujukan untuk mengidentifikasi tujuh laboratorium pemerintah federal tempat sampel dapat dikirim untuk pengujian, selain laboratorium negara bagian lainnya yang disertifikasi oleh badan akreditasi nasional. 

Tes sirup obat batuk India yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd, terkait dengan kematian anak-anak di Gambia, tidak menemukan racun, tetapi kontaminan terdeteksi di banyak obat yang dibuat oleh Marion Biotech, yang sirupnya dikaitkan dengan kematian di Uzbekistan. 

Kantor berita Reuters melaporkan jika India kini sedang mempertimbangkan perubahan kebijakan industri farmasi, termasuk peningkatan pengujian sirup obat batuk serta bahan baku obat.   Namun perusahaan menyangkal melakukan kesalahan. 

Menteri kesehatan dan regulator federal dan negara bagian juga mengadakan sesi brainstorming di kota selatan Hyderabad untuk menemukan solusi ekspor sirup obat batuk yang membunuh anak-anak, menurut laporan sebuah dokumen dari kantor perdana menteri tertanggal 15 Mei 2023 yang lalu. ***