Atasi Abrasi dan Pengadaan Toilet Umum Jadi Aspirasi Warga

Sabtu, 11 Maret 2023

Ketua Komisi I Eddy A Mohd Yatim,S.Sos.MSi disambut atraksi silat warga beran Kabupaten Meranti

PEKANBARU-riautribune: Anggota DPRD Riau Eddy A Mohd Yatim Sos,Msi berkunjung dalam agenda reses ke jalan tj harapan gg dungun  atau biasa dikenal sebagai Beran, Kelurahan Selat Panjang Kabupaten Meranti. Ketua komisi I DPRD Riau ini, langsung meninjau, Desa yang berdekatan dengan bibir laut Kabupaten Meranti ini, kondisinya menghadapi tantangan abrasi, dan kerusakkan lingkungan disekilar perumahan yang ada.

    Salah satu warga Mak Yur (48) perumahan warga yang tak jauh dari bibir laut, juga tidak lepas dari fenomena abrasi, sehingga beberapa titik lokasi terlihat tanahnya turun, dan saat bajir rob jalanan, maupun rumah digenangi air.

   “Sejak tiga tahun terakhir ini, sedikit saja hujan, lokasi perumahan banjir pak, jalan gang perumahan hancur, dan sering air masuk ke rumah. Sudilah kiranya bapak memperjuangkan nasib kami. Kami berharap dapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Riau, ‘Ucap Mak Yur yang sehari hari membantu tetangga memecah buah pinang, baru-baru ini di kecamatan Selat Panjang

     Tidak hanya banjir warga dari RT 03 yang diketuai oleh Pak Anje ini, mengaju warganya sangat berharap adanya toilet umum, karena rata-rata rumah lama, yang banyak di kontrak di daerah beran ini, masih menggunakan toilet alami yakni pinggir laut, namun sejak tingginya abrasi, warga sudah banyak khawatir untuk MCK ke pinggir laut.

    Menyikapi hal ini, wakil rakyat dari Dapil Meranti, Bengkalis dan Dumai, Eddy A Mohd Yatim Sos,Msi menuturkan, pada dasarnya Pemprov Riau melalui anggaran APBD, dalam setiap mengalokasikan anggaran, harus memperhatikan regulasi dan kewenangan.

   “Untuk fenomena Abrasi, Baik Kabupaten Meranti maupun Kabupaten Bengkalis memiliki karakter persoalan yang sama. Dan untuk mengalokasikan program perbaikkan persisir, tidak bisa dibantu melalui Provinsi, harus melibatkan Pemerintah Pusat, melihat keterbatasan anggaran yang ada dari masa ke masa.”Ucap  Eddy Yatim baru-baru ini.

   Sementara itu, untuk Toilet umum, Eddy menuturkan, dirinya akan mencoba untuk mencari solusi, dan link ke UPT kementerian, yang fokus terhadap program pembangunan MCK, atau pembuatan saluran pembuangan, untuk daerah yang kumuh.

    Pada kesempatan ini, sejumlah ibu-ibu juga menunjukkan usaha sampingan, berupa pemecah pinang. Menurut warga, pinang hasil olahan tangan mereka, biasanya dibeli dengan jasa Rp3ribu, dan selanjutnya akan dikirim ke Malaysia, dan produk yang sangat laku di negeri Jiran itu.(red)