Membedah Pikiran Liar Feyerabend

Rabu, 01 Februari 2023

Diskusi filsafat yang digelar Fisip Unri bekerjasama dengan Tsabitah Cyndicate bertempat di ruang rapat senat Fisip Universitas Riau.

DISKUSI filsafat yang digelar Fisip Unri bekerjasama dengan Tsabitah Cyndicate menjadi sesuatu yang baru dan menantang bagi dunia keilmuan di Riau. Pada pertemuan kedua, diskusi yang diberi nama "Syarahan Shadu Perdana" ini mencoba membedah pemikiran filsuf kelahiran Wina, Austria, Paul Karl Feyerabend tentang "Universalisasi Pandangan Metodologis" bertempat di ruang rapat senat Fisip Universitas Riau.

Di bawah arahan Kosmolog dan Budayawan Nasional dari Riau Prof. Dr. Yusmar Yusuf, diskusi kali ini menghadirkan pemikir muda jebolan Fisip Unri Bambang Putra Ermansyah yang juga Peneliti Forum for Academician of International Relations Southeast Asia bidang Worldview dipandu oleh Wira Ananda Manalu. Hadir dalam diskusi tersebut para mahasiswa, akademisi, beberapa praktisi dan budayawan.

Diskusi yang digelar dari pukul 13.30 WIB ini membuat peserta larut dalam pemikiran masing-masing dan berakhir menjelang Maghrib. Berbagai peserta yang hadir mencoba memaparkan pandangannya terkait pemikiran Feyerabend mulai dari Dr. Chaidir, MM, Dr. Syawal Satibi dan lain-lain. Meski tidak segaris dalam pemikiran, masing-masing peserta diskusi mencoba memahami alur pikir yang muncul dalam konteks dulu dan kekinian. Sehingga suasana diskusi menjadi cair dan menarik, meski tema yang dibedah sangatlah berat.

Prof. Yusmar sebagai penggagas diskusi dengan apik mencoba mengantarkan tema diskusi agar dengan mudah bisa dipahami peserta. Bahkan, penggagas juga menyajikan "pembacaan puisi" serta alunan musik tradisi secara live oleh seniman Riau Fedli Aziz dan kawan-kawan di tengah-tengah suasana diskusi. "Ini untuk menggairahkan suasana diskusi agar melahirkan pikiran-pikiran liar dan gila," ujar Prof. Yusmar.

Dekan Fisip Unri Dr. Meizi Hariyanto, M.Si sangat mengapresiasi forum diskusi yang digelar tersebut. Dr. Meizi mengatakan diskusi tersebut akan dijadikan sebagai icon Fisip Unri dalam khazanah keilmuan. "Ini diskusi putaran kedua. Beberapa hari yang lalu kita juga sudah menggelar diskusi yang sama dengan mendatangkan pembicara dari Batam, Kepulauan Riau. Semoga ini akan menjadi tradisi keilmuan yang memacu lahirnya pemikir-pemikir muda dari Riau," harap Dr. Meizi.(emy)