Peran Guru di Era Digital

Rabu, 23 November 2022

Oleh : Kamala Sia Rio Nita 

 

Ketika kita membahas dan berdiskusi tentang guru, satu hal yang selalu dikenang ketika terjadi perang dunia ke-dua, bagaimana Kaisar Jepang bertanya kepada petinggi pemerintahannya, berapa orang guru yang tinggal setelah Bom Amerika meluluhlantakkan Hirosima. Jumlah guru yang ditanya, bukan  yang lain. Ini pertanyaan yang penuh makna. 

Mengelola Negara besar dibutuhkan sumberdaya manusia yang tangguh, cerdas dan berdisiplin tinggi. Kemampuan untuk mempersiapkan sumberdaya manusia dibutuhkan guru agar mampu menjadikan anak-anak yang ada dari sisa kebiadaban perang  menjadi pemimpin dan pengelola Negara yang saat ini kita lihat dan saksikan bersama. Jepang Negara besar dan hebat, memiliki sumber daya manusia yang disiplin, tangguh dan tetap memegang budaya luhur bangsanya.

Ilustrasi di atas mengingatkan kita, yang memilih jalur profesi guru. Guru merupakan pendidik profesional dengan utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Sebagai tenaga profesional guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial  dan kompetensi professional. Berharap dengan kopetensi dan regulasi yang telah ditetapkan dan dilaksanakan guru akan melahirkan generasi muda yang siap membangun Negara ini lebih baik.

Adakah kopetensi keprofesionalan guru ini cukup hanya sebatas regulasi? Bagaimana kita menjawab tantangan di era teknologi digital yang serba cepat? Sebahagian kita terseok-seok mengejar dan mengimbangi kecanggihan pengetahuan yang diperoleh peserta didik di luar kompetensi yang kita miliki. Kecanggihan teknologi harus mulai dikuasai oleh guru, diharapkan guru saat ini mampu berpacu dan mengimbangi lajunya perkembangan teknologi digital. 

Dibutuhkan keseriusan dan ketekunan agar proses belajar mengajar yang didukung dengan pembelajaran berbasis digital menjadi proses belajar yang menyenangkan dan tetap mengakar pada budaya dan pekerti yang berlandaskan Pancasila, berpegang teguh dengan pendidikan spiritual serta mengedepankan keimanan peserta didik dibawah pengawasan guru dan orang tua. 

Semua rencana dan keingin perlu dukungan pemerintah dan masyarakat secara utuh, agar mampu melahirkan generasi muda yang tangguh dan tetap memegang teguh nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya membangun bangsa yang besar ini.

Hari guru selalu diperingati setiap tahun, kita berharap bukan sekedar memperingati tanpa ada makna yang melekat di jiwa kita sebagai pendidik professional. Banyak beban kerja dan tuntutan yang harus kita penuhi, kurikulum yang selalu disesuaikan dengan zaman, agar pendidik dan peserta didik mampu mengimbangi perubahan secara global dan mampu mengimbangi derap langkah pesatnya kemajuan. 

Tak ingin lalai dan abai guru selalu dan ikhlas melakukan semua beban dengan keinginan yang tulus  dan mampu mencerdaskan anak bangsa. Adakah keikhlasan dan keinginan mendidik ini diselaraskan dengan keinginan guru secara manusiawi? Rasa ingin dihargai, dihormati sebagai makhluk sosial? perlu kita ingatkan kembali pada masyarakat dan khalayak yang tetap memandang guru dengan penuh hormat. Percayakan secara penuh pendidikan pada guru dengan tidak mendeskreditkan dan tidak menghargai profesi guru.

Di era gitalisasi ini peran guru sangat diperlukan untuk mengimbangi kemajuan dan pesatnya informasi. Dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat guna dan menumbuhkan karakter serta adab yang tetap mengedepankan profesi guru yang tak tergantikan, karena peran menanamkan adab dan karakter dibutuhkan sentuhan rohani dan jiwa yang luhur dari seorang guru.

Selamat hari guru!