Pengamat Nilai Pembatasan Beli Pertalite 120 Liter Tak Masuk Akal

Rabu, 21 September 2022

JAKARTA, Riautribune.com - Pengamat menilai pembatasan beli pertalite sebesar 120 liter per hari per mobil yang mulai diuji coba Pertamina terlalu besar dan tak masuk akal.

Pasalnya, mobil dengan kapasitas besar saja isi bensinnya sampai penuh hanya sekitar 40-60 liter. Itu biasanya tak habis juga dalam sehari.

Dengan kata lain, pembatasan 120 liter dinilai sangat percuma. Pengamat Energi Fabby Tumiwa menyebut kuota 120 liter tersebut, bahkan bisa untuk memenuhi kebutuhan mobil pribadi di dalam kota sampai satu bulan.

"Kalau per hari nggak make sense. Pengendara normal jarak tempuh 30-50 km per hari. Hanya perlu 4-6 liter pertalite. Kalau kuota satu bulan saya kira sudah jauh dari cukup," ujarnya, Rabu (21/9).

Mobil jarak jauh seperti travel yang menjadi pertimbangan Pertamina melakukan pembatasan katanya, juga dinilai terlalu besar dengan kuota 120 liter tersebut. Sebab, kendaraan travel ia nilai cukup 50 liter per hari.

Kata Fabby, pembatasan dengan jumlah terlalu besar justru bisa menimbulkan kecurangan atau dijadikan lahan bisnis oleh orang yang tak bertanggung jawab.

"Menurut saya travel antar kota jarak tempuh per hari 300-400 km, itu paling maksimal 40-50 liter. Taksi juga sehari sekitar 200-300 km dalam kota, konsumsi 25-35 liter. Jadi kuota 120 liter terlalu besar dan rawan disalahgunakan," jelasnya.

Oleh karenanya, ia menyarankan pemerintah untuk melakukan pembatasan bervariasi. Misalnya, batasan pembelian pertalite untuk mobil pribadi, travel dan taksi dibedakan.

"Pembatasan per hari disesuaikan dengan sisa kuota pertalite sampai akhir tahun. Lalu kuota berdasarkan segmen, kendaraan pribadi dan kendaraan umum dibedakan," imbuhnya.

Senada, Pengamat Energi Mamit Setiawan juga berpendapat yang sama. Di mana, pembatasan beli 120 liter per hari terlalu besar.

"Saya kira pembatasan mobil pertalite 120 liter per hari sangat besar ya, karena saat ini untuk mobil saja maksimal 60-80 liter. Itu untuk pengisian satu hari. Jadi saya kira, ya efektivitasnya mesti diperhatikan kembali," tegas Mamit.