Dr.Sofia Anita : “Kami Mengajarkan Model Pengabdian Inovatif”

Senin, 08 Agustus 2022

Pengabdian mahasiswa UR

PEKANBARU-riautribune:  Pasca pandemi dan diterapkannya sekolah tatap muka, peneliti dan akademisi dari Universitas Riau menuturkan bahwa interaksi yang bersifat edukasi merupakan kegiatan uatam dalam proses belajar dan pembelajaran, demikian diungkapkan Dr Sofia Anita ketika diwawancarai saat melakukan program pengabdian masyarakat di kabupaten Meranti,baru-baru ini. Kegiatan ini juga bahagian dari rangkaian program Kuliah Kerja Nyata Tahun ajaran 2022, dimana mahasiswa dan dosen terintegrasi.

“Sejak berakhirnya masa pandemi, dan dimulainya program tatap muka di sekolah. Guru khusus bidang sains sudah harus menata dan mempersiapkan konsep pembelajaran yang sederhana, sistematik, dan mudah dipahami siswa. Upaya ini bisa mereka tempuh, asalkan mereka memiliki pemikiran yang kreatif, melahirkan metode-metode yang mudah menarik perhatian dan minat siswa terhadap sains,”Ucap Dr.Sofia Anita yang juga didampingi oleh Prof Saktioto ketika melakukan pengabdian di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Yang harus dipahami, ucap Profesor bidang fisika ini, dalam pembelajaran IPA, khususnya ilmu sains, menuntut kompetensi guru lebih luas, tidak hanya melakukan kegiatan dalam bentuk transfer knowledge berupa teori semata ataupun hanya berupa visual gambar, karena pemahaman ilmu sains memerlukan pengertian akan fenomena alam yang luas, pembuktian rasional, pengalaman indera dan kepastian fakta alami yang terjadi.

“bentuk kegiatan yang diusulkan ini berupa pengajaran dan pembelajaran melalui pembinaan eksperimen dan alat-alat peraga kepada guru-guru IPA atau ilmu sains. Pembelajaran eksperimen dasar tentang pemahaman konsep dari fenomena alam yang sederhana hingga kompleks dengan menampilkan peralatan dan bahan praktikum serta alat peraga secara langsung. Selanjutnya akan diujikan kepada siswa-siswa dan diperkenalkan kepada orang tua. Alat eksperimen praktikum ini dapat ditampilkan baik dalam wujud mekanik dan non mekanik (elektromagnetik) secara fisik dalam bentuk simulasi serta praktik nyata yang dapat diterima oleh indera, pendengaran, dan penglihatan,”Ucap Saktioto.

Lebih lanjut, Prof Saktioti dan Dr Sofia Anita, kepada Riau Tribune menjelaskan secara teknis, bentuk kegiatan yang diusulkan ini berupa pengajaran dan pembelajaran melalui pembinaan eksperimen dan alat-alat peraga kepada guru-guru IPA atau ilmu sains. 

“Pembelajaran eksperimen dasar tentang pemahaman konsep dari fenomena alam yang sederhana hingga kompleks dengan menampilkan peralatan dan bahan praktikum serta alat peraga secara langsung. Selanjutnya akan diujikan kepada siswa-siswa dan diperkenalkan kepada orang tua. Alat eksperimen praktikum ini dapat ditampilkan baik dalam wujud mekanik dan non mekanik (elektromagnetik) secara fisik dalam bentuk simulasi serta praktik nyata yang dapat diterima oleh indera, pendengaran, dan penglihatan”Ucap Prof Saktioto yang juga pernah ditabalkan oleh LAM Riau saat menyandang gelar Profesor Fisika di Universitas Riau. (rls)