Tim FMIPA UNRI Kembangkan infusion Pump Otomatis, Solusi bagi pasien Intensif

Senin, 01 Agustus 2022

Sejumlah mahasiswa terlibat dalam penelitian lintas keilmuan ini

PEKANBARU, Riautribune.com – Dosen jurusan Fisika FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Universitas Riau (UNRI) melaksanakan program riset Keilmuan, dengan judul “Infusion Pump Otomatis Nirkabel untuk Penanganan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit”.Demikian dikatakan oleh Dr Ing.Lazuardi Umar ketika diwawancarai oleh Riautribune baru-baru ini di Laboraturium FMIPA. Lebih lanjut dosen FISIKA ini menjelaskan kegiatan ini ditaja oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

   “Alhamdulillah ini menjadi sebuah terobosan, dan penelitian bersama,”Ucap Lazuardi. Ditambahkannya, kegiatan penelitian ini didanai dalam skema hibah riset Dosen Mandiri dari LPDP, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang disinergikan dengan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). 
“Satu hal yang menjadi konsep kami yakni dalam menjelaskan dan menemukan suatu ipteks harus di dalam proses pengembangan, kesehatan dan lainnya, sebagai sebuah integrasi dalam rangka mendukung penelitian terapan,”kata peneliti Universitas Riau ini.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa tim penelitian ini terdiri dari Dr.-Ing. Lazuardi Umar sebagai ketua tim peneliti, Dr.-Ing. Rahmondia Nanda Setiadi dan dr. Zulharman, M.Med.Ed. Penelitian ini juga melibatkan mahasiswa dalam aktivitas riset. 
Dalam paparannya, tim peneliti ini menjelaskan bahwa Terapi infus intravena (IV) yang diteliti merupakan prosedur medis untuk penempatan obat langsung ke dalam aliran darah pasien melalui penyisipan cairan langsung ke pembuluh darah pasien menggunakan jarum/kanula. Metode terapi ini semakin meningkat terutama untuk perawatan pasien dengan penyakit Corona Virus 2019. 
     Ketua Tim Peneliti mengatakan, terapi IV konvensional memiliki kecepatan aliran infus yang ditentukan efek obat serta tekanan yang dihasilkan oleh ketinggian kolom cairan dalam botol.
"Penutupan selang IV karena menekuk dengan menggerakkan lengan pasien serta pengendapan berbagai komponen cairan dalam pembuluh seperti sel darah dapat memiliki efek negatif pada aliran fluida," kata dia hari ini di Pekanbaru.
Disebutkannya, proses pemberian dan penggantian botol IV yang terus menerus dan tepat waktu yang membutuhkan pengawasan konstan dan tanggapan tepat waktu dari staf medis.  
    Lebih lanjut tim peneliti ini mengatakan, dalam situasi ketika ada sejumlah besar pasien yang menerima berbagai jenis perawatan secara intravena, beberapa botol IV sehari, kehadiran seorang perawat untuk setiap pasien secara individu hampir tidak mungkin sehingga jika botol IV tidak diganti tepat waktu, darah biasanya kembali ke tabung infus, yang mengakibatkan kanula tersumbat trauma, dimanifestasikan dalam memar.
 Para peneliti ini juga menyebutkan, masa pandemic Covid-19 yang telah berlangsung selama 1,5 tahun menyebabkan banyak terdapat pasien rawat-inap sehingga staf medis tidak dapat memberikan perawatan yang maksimal. "Terapi IV masih sangat bergantung pada pemantauan dan penyesuaian manual," ujar Dosen FMIPA ini
  Penelitian ini akan dikembangkan sistem pengontrol aliran yang beroperasi secara aktif dengan pompa otomatis yang dapat melakukan pemantauan infus jarak jauh menggunakan nirkabel berbasis wifi, terdiri dari perangkat pemantauan infus dan komputer monitor pusat.
  "Desain pembuatan sistem Infusion Pump Otomatis Nirkabel untuk penanganan pasien rawat Inap Rumah Sakit, yang diusulkan ini, akan mempermudah bagi pasien untuk diberi penanganan oleh dokter dan tenaga nakes, memperkecil resiko penjangkitan penyakit pada masa pandemik, mempermudah pekerjaan nakes melalui penggunaan system deteksi otomatis terintegrasi"," tutupnya.*
   Alumni FMIPA UNRI ini juga mempertegas bahwa , keterlibatan mahasiswa dalam penelitian bidang ilmu untuk menunjang program MBKM dilakukan dengan Kuliah Bersama Medis yang disampaikan bersama Mitra Kesehatan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa Fisika untuk mengetahui penerapan-penerapan ilmu Fisika untuk kepentingan kesehatan salah satunya seperti prinsip kerja dari Elektrokardiogram (EKG) untuk aktivitas elektrik atau kelistrikan jantung yang ditampilkan dalam bentuk grafik gelombang, dimana hal ini sangat besar kaitannya dengan ilmu Fisika. Kolaborasi lintas disiplin ini tentunya sangat mendukung program MBKM yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memiliki pengalaman belajar lain diluar dari program studinya.(YAS)