DPR Sri Lanka Akan Resmikan Pengunduran Diri Presiden Rajapaksa

Jumat, 15 Juli 2022

JAKARTA, Riautribune.com - Parlemen Sri Lanka dijadwalkan akan mengumumkan secara resmi pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa setelah mengesahkan surat resign yang dikirim sang presiden via surat elektronik (surel) pada Kamis (14/7) malam.

Juru bicara ketua parlemen Sri Lanka, Indunil Yapa, pengumuman pengunduran diri Rajapaksa akan dilakukan hari ini, Jumat (15/7) dengan waktu yang belum ditentukan.

"Keaslian dan legalitas email (surel)  harus diperiksa sebelum diterima secara resmi," kata Yapa kepada AFP.

Rajapaksa mengirim surat pengunduran dirinya via email lantaran sudah kabur ke luar negeri menghindari amukan massa yang memuncak pada akhir pekan lalu setelah ribuan pedemo menggeruduk rumahnya.

Rajapaksa sempat kabur ke Maladewa dan akhirnya terbang ke Singapura via Male setelah mendapat izin terbang. Surat pengunduran diri itu pun ia kirim setelah mendarat di Singapura pada Kamis.

Jika terkonfirmasi, Rajapaksa akan menjadi presiden Sri Lanka pertama yang mengundurkan diri sejak negara Asia Selatan itu mengadopsi sitem pemerintahan presidensial pada 1978.

Meski belum resmi mundur, ribuan massa di Ibu Kota Kolombo yang masih berdemonstrasi meluapkan rasa kegembiraan setelah mendengar Rajapaksa sudah mengirim surat pengunduran dirinya.

Pengunduran diri Rajapaksa menjadi yang paling ditunggu-tunggu oleh pedemo setelah menggelar protes selama berbulan-bulan menyusul krisis ekonomi yang kian memburuk hingga Sri Lanka dicap sebagai negara bangkrut.

"Ini adalah kemenangan yang monumental," kata Harinda Fonseka, salah satu warga yang berunjuk rasa.

"Tapi ini hanya lah langkah prtama," paparnya menambahkan.

Di bawah konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe kini otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen dapat menunjuk penggantinya.

Padahal, massa pedemo juga menuntut Wickremesinghe mengundurkan diri bersama Rajapaksa. Ribuan pengunjuk rasa sampai menggeruduk kantor perdana menteri menolak Wickremesinghe menjadi penjabat presiden dan menuntutnya segera mengundurkan diri.