Banyak Petani Di Kecatan Bangko Tak Memperoleh Manfaat Dari Kartu Tani

Kamis, 30 Juni 2022

BAGANSIAPIAPI - Banyak petani padi,  jagung,  kedelai, sayur-mayur, bumbu dapur,  dan petani buah-buahan di Bagansiapiapi,  Rokan Hilir (Rohil) belum memperoleh manfaat dari Kartu Tani,  yang di luncurkan Kementan Pertanian sejak 2020.

Ada pula petani yang sudah mendapat Kartu Tani sejak dua tahun lalu,  tapi tak berguna sama sekali untuk membeli pupuk subsidi.  Bahkan ada pula petani yang belum mengetahui adanya program subsidi itu, serta tidak memperoleh Kartu Tani.

"Saya tidak tau ada program Kartu Tani. Sehingga saya tidak tau manfaat Kartu Tani itu dan untuk apa," kata Miswardi, petani padi yang ditemui sedang menjemur padi di Jalan Pulau Baru,  Bagan Jawa Pesisir. 

Meski tidak mengetahui ada program subsidi melalui kepemilikan Kartu Tani, Miswardi mengakui tiap tahun memperoleh bantuan berupa pupuk dari pemda. "Tiap tahun dapat," kata Miswardi. 

Terpisah, Bukhori, petani lainnya di Bagan Barat, Bangko, Bagansiapiapi, anggota Kelompok Tani Al Waris, mengaku sudah mendapat Kartu Tani itu sejak dua tahun lalu. Tapi saat membeli pupuk dan pestisida subsidi, ternyata Kartu Tani itu tidak berlaku sama sekali. 

"Percuma saja bawa kartu itu saat membeli pupuk. Tak berlaku," kata Bukhori, yang ditemui di bedekan sedang menanam ketimun. 

Dari penjelasan Bukhori, keberadaan pupuk subsidi sangat dibutuhkan ditengah mahalnya harga pupuk dan bibit, dan rendahnya harga jual hasil pertanian. Bukhori mencontohkan harga jual ketimun hanya Rp6.000 per kg, sementara harga di pasar Rp14.000 - 18 ribu per kg.

"Harga pupuk dan pestisida pada naik semua. Begitu juga harga bibit. Sekarang saja pupuk NPK dijual Rp65 ribu per botol, dan bibit ketimun Rp35 ribu/bungkus," ucap Bukhori. (amran)