Saksi Ungkap Kengerian Pendukung Hina Nabi Muhammad Dipenggal di India

Kamis, 30 Juni 2022

JAKARTA, Riautribune.com - Seorang saksi mata mengungkap kengerian ketika dua warga Muslim memenggal seorang penjahit Hindu, Kanhaiya Lal, yang mendukung penghinaan terhadap Nabi Muhammad di Udaipur, India.

Saksi itu menceritakan langsung kengerian tersebut kepada anak Lal, Yash Teli. Saat itu, Selasa (28/6), Teli sedang menjaga tokonya yang terletak tak jauh dari tempat ayahnya bekerja.

Sekitar pukul 15.30, seorang kerabat meneleponnya. Ia terkejut mendengar kabar ayahnya diserang di gerai jahitnya sendiri.

"Ketika saya sampai, tubuhnya yang bersimbah darah sudah tergeletak di luar toko. Ada bekas luka akibat benda tajam di kepala, wajah, dan tangan kirinya," ucap Teli kepada The Indian Express.

Teli kemudian bertemu dengan kedua pegawai Lal, Rajkumar Sharma dan Ishwar Gaur. Sharma lantas menceritakan detail kejadian mengerikan yang menimpa Lal.

Berdasarkan video yang diunggah pelaku, Lal awalnya terlihat sedang mengukur tubuh salah satu dari mereka untuk dibuatkan baju.

Tak lama setelah itu, pelanggan tersebut tiba-tiba menyerang leher Lal dengan parang. Pelaku tetap beraksi meski Lal sempat bertanya, "Ada apa? Katakan kepada saya."

"Mereka mulai menyerang Kanhaiya dengan objek tajam, sembari mengatakan, 'Kamu menulis hal yang menentang Nabi kami. Kamu tak berhak hidup,'" kata Yash meniru cerita Sharma kepadanya.

Tak tinggal diam, Sharma dan Gaur berupaya membantu. Namun, Sharma dan Gaur akhirnya tak berdaya karena kedua orang itu malah menyerang mereka juga.

"Akibatnya, Ishwar Gaur juga menderita sejumlah luka di tubuhnya. Karena Kanhaiya Lal terluka di leher dan tangannya, dia meninggal di lokasi," kata Teli.

AFP melaporkan, kedua warga Muslim itu emosi karena Lal sempat menyuarakan dukungannya untuk seorang juru bicara partai berkuasa, BJP.

Jubir BJP itu memang sempat memicu kontroversi karena melontarkan komentar yang dianggap menghina Nabi Muhammad.

Sejak saat itu, India terus bergolak hingga akhirnya kasus pemenggalan ini terjadi. Kini, pemerintah pun menerapkan aturan ketat bak lockdown untuk mencegah kericuhan lebih lanjut di Udaipur.

Aparat setempat mengumumkan bahwa aturan ketat itu mencakup penetapan jam malam bagi 450 ribu penduduk yang tinggal di Udaipur.

Selain itu, pemerintah setempat juga mengerahkan 600 personel kepolisian tambahan. Tak hanya itu, pihak berwenang juga memutus akses internet di beberapa wilayah negara bagian Rajasthan.

Menteri Kepala Rajasthan, Ashok Gehlot, juga meminta warga untuk tak menyebarluaskan video pemenggalan tersebut karena malah akan "mendukung motif para penyerang untuk menciptakan gesekan di tengah masyarakat."