Harga Sapi Turun hingga Rp5 Juta per Ekor Imbas PMK

Jumat, 10 Juni 2022

JAKARTA, Riautribune.com -  Harga hewan ternak sapi turun antara Rp2 juta hingga Rp5 juta per ekor di Pamekasan, Jawa Timur. Harga sapi anjlok akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Supandi (55), pedagang sapi di Pasar Keppo, Larangan, Pamekasan, menyebut penurunan harga sapi terjadi dalam sebulan terakhir.

"Kalau yang biasa laku dengan harga Rp15 juta, sekarang ini hanya Rp10 juta-Rp11 juta. Turunnya drastis," ujarnya, Jumat (10/6).

Penurunan harga sapi terjadi sejak setengah bulan lalu ketika wabah PMK merebak. Selain itu, banyak pedagang pasar yang memilih untuk tidak membeli sapi karena masyarakat khawatir mengkonsumsi daging sapi.

"Mereka khawatir, sapi yang dibeli terserang penyakit. Bagi peternak, kalau mau menjual sapi, jangan jual sekarang, karena harganya turun drastis," saran Supandi.

Tonawar, warga Desa Kertagena Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan, juga mengalami hal serupa. Harga sapi yang dipeliharanya ditawar Rp11 juta di Pasar Keppo. Padahal, 6 bulan sebelumnya, ia membeli sapi tersebut seharga Rp12 juta.

Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Pamekasan Agus Wijaya mengaku wabah PMK sangat mempengaruhi aktivitas jual-beli sapi di pasaran.

"Bahkan, laporan dari pasar sapi di Waru menyebutkan hanya ada satu ekor sapi di pasar. Peternak dan pedagang sudah khawatir untuk melakukan aktivitas jual-beli," jelasnya.

Peternak, kata Agus, khawatir karena harga jual ternaknya sangat rendah. Sementara para pedagang tidak mau membeli sapi karena khawatir PMK.

Tak heran harga jualnya pun turun. Malah, menurut Agus, penurunan harga jual sapi tidak hanya terjadi di Pamekasan, tetapi juga di pasar ternak lainnya di Pulau Madura, seperti Sampang, Bangkalan di Kabupaten Sumenep.

Di sisi lain, harga jual hewan kurban di Jambi justru meningkat. Amalia, pedagang hewan kurban di Jambi mengaku bisa menaikkan harga sekitar Rp1,5 juta-Rp2 juta per ekor.

"Karena PMK, terjadi kenaikan harga untuk sapi," terang dia.

Alasannya, pasokan hewan kurban berkurang. Apalagi di Jambi, sambung dia, lalu lintas hewan kurban dibatasi. Sapi dan kambing yang masuk ke Jambi melalui prosedur ketat.

Jelang Iduladha tahun lalu, seekor sapi dibanderol Rp15 juta. Kini, kata Amalia, harganya bisa menyentuh Rp17 juta.

"Harga meningkat karena pasokan terbatas, sementara permintaan meningkat. Yang memesan hewan kurban banyak," jelasnya.

Tak cuma sapi, hewan kurban kambing juga naik harga karena pasokannya terpangkas lebih dari separuhnya. Indra, salah satu pedagang kambing mengaku biasanya mendatangkan 300 ekor.

"Saat ini, pasokan kambing yang tersedia hanya 100 ekor. Biasanya kapan saja kambing mau datang bisa, sekarang kami harus mengajukan surat dulu untuk meminta pengiriman," ungkap Indra.