Lewat Facebook, Tesla Mata-Matai Karyawan yang Ingin Bentuk Serikat

Ahad, 05 Juni 2022

JAKARTA, Riautribune.com - Tesla dilaporkan telah membayar sebuah perusahaan konsultan untuk memantau interaksi Facebook karyawan mereka. Itu terjadi ketika beberapa pekerja ingin membentuk serikat pekerja di pabrik perusahaan di Fremont, California.

Mengutip CNBC, hal itu diketahui dari faktur dan dokumen lain yang dilaporkan. Dari sana diketahui, Tesla membayar perusahaan bernama MWW PR untuk memantau diskusi di grup Facebook karyawan Tesla pada 2017 dan 2018.

Beberapa hal yang dimonitor MWW PR antara lain diskusi soal pembentukan serikat pekerja dan pelecehan seksual yang pernah terjadi di sana. Selain itu, MWW PR juga memonitor komentar-komentar karyawan soal pengorganisasian serikat pekerja, komunikasi para karyawan, dan daftar media.

Dave Arnold yang menjabat sebagai direktur komunikasi global Tesla pada periode ini kemudian memang bekerja untuk MWW PR dari 2011 hingga 2015. Di sana, ia bekerja sebagai wakil presiden.

Juru bicara MWW PR mengonfirmasi mereka memang bekerja sama dengan Tesla pada periode ini. Namun, pihaknya mengklaim itu adalah praktik umum sebuah perusahaan memantau percakapan publik untuk strategi terkait.

"MWW berkonsultasi dengan Tesla pada 2017-2018 dalam hal komunikasi karyawan selama periode pertumbuhan yang cepat di perusahaan. Itu merupakan praktik yang umum untuk memantau media dan percakapan publik soal perusahaan untuk mendapatkan pandangan soal isu tertentu dan persepsi para petinggi soal perusahaan," katanya.

Elon Musk Kontra Serikat Pekerja
Sebagai informasi, Musk dikenal pula sebagai pengkritik bagi Serikat Pekerja Amerika Serikat (United Auto Workers) yang ingin mengorganisasi para karyawan Tesla. Misalnya, pada Maret lalu, Musk menantang Serikat untuk mengorganisasi pemungutan suara di pabriknya tersebut.

Mengutip CNN, Musk mengatakan Tesla dapat merekrut dan mempertahankan para karyawannya di tengah pasar pekerja yang ketat, dengan membayar dan memperlakukan mereka dengan baik. Musk juga menegaskan dirinya tidak kontra terhadap pengambilan suara oleh para karyawannya.

Miliarder berusia 50 tahun itu juga mengancam para karyawan bahwa mereka bisa kehilangan beberapa keuntungan jika mendukung Serikat. Belakangan ancaman itu oleh hakim dari California dianggap ilegal karena tidak ada larangan karyawan untuk membentuk serikat atau tidak.