Gulung Ombak Bono yang Mendunia

Sabtu, 14 Mei 2016

Ombak bono menjadi permainan baru di wisata Riau, kabupaten Pelalawan

PEKANBARU-riautribune: Salah satu kabupaten di Riau yakni Pelalawan kini cukup dikenal dunia. Melalui objek wisatanya yang tidak kalah oleh kekuatan ombak-ombak laut laksana mediterania, namun objek wisata yang menunjukkan kecantikan gelombangnya ini berada di sungai, yakni Sungai Kampar. Bono adalah adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar, Pelalawan, Riau. "Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang," jelas Hendri seorang tokoh pemuda Pelalawan yang juga aktivis pers.

Dikatakannya, biasanya gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut atau pun danau yang luas akibat perubahan arus air dan angin. Ombak yang berukuran cukup besar ini, banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Maka, jika melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa. Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan di mana saat itu debit air sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar pada bulan November dan Desember.

Bono ini terdapat di dua lokasi di Riau yaitu di Muara Sungai Kampar, Pelalawan dan di Muara Sungai Rokan di Rokan. Hilir.Masyarakat setempat menyebut Bono di Kuala Kampar sebagai Bono Jantan karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai Bono Betina karena lebih kecil.

Menurut cerita yang beredar di tengah-tengah masyarakat, Bono di Kuala Kampar berjumlah tujuh ekor, dimana bentuknya serupa kuda yang biasa di sebut dengan Induk Bono. Pada musim pasang mati, Bono akan pergi ke sungai Rokan untuk menemui Bono betina. Kemudian bersantai menuju ke Selat Melaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, bono tidak ditemukan di kedua sungai tersebut. Namun jika bulan mulai besar, kembalilah bono tersebut ke tempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan.Semakin penuh bulan di langit, maka semakin bergembiralah bono berpacu memudiki kedua sungai tersebut. (hms-bagian satu)