Penanganan BBM Aman, Tidak Ada Kelangkaan, Tak Ada Antrian

Ahad, 08 Mei 2022

JAKARTA, Riautribune com - Kerja dan dedikasi PT Pertamina (Persero) selama arus mudik Lebaran membuahkan hasil positif. Perseroan berhasil menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan masyarakat tetap aman dan terkendali, di tengah kebutuhan yang melonjak.

Padahal, terjadi lonjakan kebutuhan sebesar 41 persen. Terbesar sepanjang sejarah mudik di Indonesia. Di tengah lonjakan kebutuhan itu, sama sekali tidak ada riak-riak isu kelangkaan atau antrian BBM.

Perseroan menenggarai salah satu kunci keberhasilan pengelolaan pasokan BBM dan kelancaran pelayanan di tengah lonjakan permintaan adalah kepemimpinan atau leadership yang kuat yang didukung oleh sistem digital yang canggih.

Selama arus mudik hingga arus balik Lebaran 2022, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati terjun langsung mengkomandoi monitoring pasokan BBM ke seluruh wilayah Indonesia.

Tim Satgas Rafi (Ramadhan Idul Fitri) yang dibentuknya, melakukan pemantauan 24 jam melalui sistem digitalisasi terpusat di Lantai 21, Graha Pertamina Jakarta.

Untuk meningkatkan efisiensi, Pertamina memanfaatkan teknologi digital untuk memantau kebutuhan dan penyediaan di lapangan. Hal ini berbeda dengan kebiasaan di masa lalu yang menjaga stok secara langsung untuk 21.

Melalui pemanfaatan teknologi digital untuk memantau kebutuhan dan penyediaan di lapangan, Pertamina mampu melayani kebutuhan BBM bagi 85 juta pemudik pada Idulfitri 2022.

Pertamina memanfaatkan momentum kondisi jalan yang minim pemudik untuk melakukan build up stok SPBU demi menghindari mobil tangki yang terjebak macet. Selanjutnya, perseroan juga memantau permintaan pengiriman SPBU vs kapasitas angkut mobil tangki, jumlah awak mobil tangki dan mobil tangki yang beroperasi itu sendiri secara harian.

Pertamina juga memantau stok SPBU secara real time untuk penentuan tambahan pengiriman BBM di luar jadwal. Seluruh pemantauan itu dilakukan Pertamina melalui markas khusus yang bernama PIDCC (Pertamina Integrated Enterprise Data & Command Center).

Lewat PIDCC, Pertamina dan Satgas Rafi 2022 bisa memantau seluruh kegiatan penyaluran BBMR dan LPG selama arus mudik. Mulai dari stok di kilang, pengiriman melalui kapal, hingga distribusi dan penjualan BBM di SPBU.

"Dan Alhamdulillah semua jalur baik mudik wisata dan jalur rawan bencana bisa kita amankan. Jadi ada 1.370 SPBU yang betul-betul kita motor dalam kondisi siaga. Jadi jalur utama untuk mudik, wisata, dan jalur rawan bencana," kata Nicke di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Jumat (6/4).

Tak lupa, Nicke mengajak sejumlah pemimpin media nasional ikut memantau pasokan kebutuhan BBM di Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Centre (PIEDCC). Di sinilah tempat data pasokan dan kebutuhan BBM di seluruh Indonesia diintegrasikan secara real time.

Ibarat tubuh manusia, PIEDCC bagaikan otak dan jantung Pertamina untuk melakukan pengawasan dan pengelolaan BBM dengan menggunakan perangkat teknologi canggih. Nicke membangun Command Centre ini selama dua tahun. Mulai dioperasikan pada 2020 lalu.

Dari ruangan ini, Nicke dan tim dapat melakukan pemantauan sejak hulu, yaitu dengan memonitor produksi minyak di lokasi pengeboran dan kapasitas produksi di kilang minyak, hingga ke hilirnya, yaitu distribusi hingga ketersediaan BBM di setiap SPBU. Bahkan, kapal-kapal pengangkutan minyak di jalur laut sampai truk-truk tanki di jalanan, dipasangi CCTV dan bisa dimonitor pergerakannya.

Dengan pengawasan yang terpusat dan mendetail di PIEDCC, pertamina dapat menjaga keamanan dan kelancaran pasokan sejak dari hulur hingga hilir. Begitu pula untuk truk-truk pengangkut BBM dari kilang hingga ke SPBU, dapat dicek data dan statusnya secara mendetail.

Saat ini lebih dari 5 ribuan SPBU di seluruh Indonesia, sudah tersambung dengan sistem digital. Di screen, SPBU itu tandanya berupa kotak-kotak warna warni. Kalau pasokannya cukup kotaknya hitam dan hijau. Saat kuning atau merah berarti kondisinya harus diisi atau butuh pasokan.

Pada Jumat, menjelang puncak arus balik, titik-titik SPBU di area sepanjang jalur mudik di Pulau Jawa dan Sumatera sebagian besar berwarna hitam, yang berarti very high sales increase. Dan, apabila terjadi sesuatu di SPBU, tim di PIEDCC dapat langsung memonitor sehingga jika ada antrean BBM atau kelangkaan, dengan cepat bisa diketahui kondisi sesungguhnya dan diambil langkah solusinya.