Asisten I Setdakab Siak Kewalahan Temui Massa Aksi, Penyampaian Berbelit Saat Beradu Argumen

Kamis, 24 Maret 2022

Ratusan massa aksi menyambangi kantor Bupati Siak Siak Sri Indrapura dan menuntut ditemui oleh Bupati Siak Alfedri

SIAK, Riautribune.com - Setelah menyampaikan aspirasinya di Pengadilan Negeri (PN) Siak, massa gabungan dari Aliansi Masyarakat kabupaten Siak bersama mahasiswa dan Ikatan Pemuda Karya (IPK) provinsi Riau mendatangi kantor bupati Siak, Kamis 24 Maret 2022 usai zuhur. Ratusan massa ini juga hanya bisa menggelar orasi di luar pagar pekarangan kantor bupati Siak. 

Massa meneriakkan cabut izin PT Duta Swakarya Indah (DSI) dan meminta bupati Siak Alfedri menghadapi massa. Namun, perwakilan bupati yang datang adalah Asisten I Setdakab Siak Fauzi Azni. Ia tampak kewalahan menghadapi pendemo sebab argumentasi Fauzi Asni sulit diterima. 

“Saya mewakili Pak Bupati menjumpai bapak ibu, sebab Pak Bupati dan Pak Sekda dinas luar ke Yogyakarta sudah dua hari belum pulang. Sedangkan Pak wakil bupati dinas ke Pekanbaru,” kata Fauzi. 

Massa tersebut tidak yakin dengan menyampaikan Fauzi dan terus mendesak. Jika tidak ada bupati mereka meminta agar Fauzi melakukan video call dengan bupati agar dapat berdialog dengan massa. Permintaan itu tidak digubris Fauzi Asni sehingga massa kembali mendesaknya. 

Dalam pada itu, datang seorang petugas Satpol PP menghadapi pendemo. Ia maju ke depan pagar dan mengatakan bahwa bupati tidak ada, bupati ke Bali.  Mendengar penyampaian Satpol PP tersebut massa menuding ada kebohongan Fauzi kepada publik yang menyebut bupati ke Yogyakarta. Petugas Satpol PP lainnya akhirnya menarik Satpol PP itu dan mengusirnya dari barisan dengan cara merangkul. Satpol PP yang terlanjur mengatakan mengatakan bupati ke Bali itu langsung pergi arah ke kantor bupati Siak. 

“Teknologi sudah canggih kok tidak bisa VC dengan kita. Apa bupati tak punya paket data? Sudahlah, berhentilah membodoh-bodohi kami,” kata salah satu orator aksi itu. 

Sebelum kejadian itu, petani yang berlawanan dengan PT DSI juga menyampaikan aspirasinya secara bergantian. Kuasa koperasi Sengkemang Jaya, kampung Sengkemang, kecamatan Koto Gasib sempat menyerahkan sebundel berkas kepada Fauzi Azni agar menindaklanjuti berkas itu. 

“Kita minta teken sebagai tanda terima Pak,” kata Sunardi, kuasa koperasi Sengkemang Jaya. 

Fauzi Azni pun tampak meneken serah terima berkas tersebut. Kemudian massa juga sempat mengancam akan bemalam di pagar kantor bupati bila tak bisa bertemu dengan bupati Alfedri.

“Saudara-saudara silahkan kirim surat ke kami untuk jadi dasar bagi kami mengatur pertemuan. Ini perlu untuk administrasi,” kata Fauzi lagi. 

Mendengar bujukan Fauzi tersebut massa kembali mencemeehnya. Massa menilai kinerja Fauzi hanya sebatas administrasi supaya bisa bicara sama bupati.

“Kalau begitu apa kerja asisten teman-teman?,” kata pendemo. 

“Makan tidur makan tidur,” jawab massa serentak yang membuat Fauzi Azni terjeda bicara. 

Koordinator Umum Aliansi Masyarakat Kabupaten Siak Bersama Mahasiswa dan Ikatan Pemuda Karya Provinsi Riau, Sarin Putra menyampaikan kedatangan mereka ke PN Siak dan kantor Bupati Siak hanya menyampaikan aspirasi masyarakat yang berkonflik dengan PT DSI. Ia meminta Ketua PN Siak Rozza El Afrina segera meninggalkan PN Siak dan bertugas di tempat tugasnya yang baru. 

“Kami juga meminta MA RI menegur dan memberi sanksi kepada Rozza El Afrina yang masih menerbitkan surat untuk mengeksekusi lahan warga,” kata dia. 

Terkait kedatangannya ke kantor bupati Siak ingin menyampaikan secara langsung kepada bupati Siak Alfedri agar jangan takut mencabut izin PT DSI. Sebab perusahaan itu tidak memberi keuntungan untuk daerah justru membuat petani lokal teredusir dari lahan sendiri.

“Hentikan keberpihakan Pemkab Siak kepada korporasi, saatnya Pemkab Siak memihak kepada masyarakatnya,” tegasnya.

Ia juga menyebut izin-izin yang didapat PT DSI adalah kesalahan bupati terdahulu. Namun mereka yakin bupati saat ini, yakni Alfedri bisa menyelesaian permasalahan warisan dari pendahulunya ini. 

“Kami minta integiritas bupati Siak saat ini terhadap rakyat yang semakin tahun semakin teredusir oleh korporasi sehingga mengancam hajat hidup mereka. Kami ingin mengetuk hati nurani Pak Alfedri, karena itu kami ingin bertemu," ujar dia.

Setelah beberapa jam Bupati Alfedri tidak juga muncul, sedangkan Fauzi Azni belum bisa pula memberikan solusi kongkret. Akhirnya massa bertahan di depan pagar masuk kantor bupati itu. 

Hingga akhirnya, masa aksipun membubarkan diri, setelah menemui kesepakatan melalui Polres Siak yang akan memfasilitasi aliansi masyarakat, Mahasiswa dan IPK Riau untuk berjumpa dengan Bupati Siak beberapa hari kedepan.

Masa aksi damai tersebut pun membubarkan diri dengan tertib dan tanpa ada hal-hal yang anarkis. (Rizal Iqbal)