Ingin Masyarakat Miskin Dapat Akses Pelayanan Kesehatan

Ahad, 13 Maret 2022

DR Hj. Arnita Sari

Meski bergabung dalam sebuah partai politik, dr Hj Arnita Sari tidak berambisi menjadi seorang wakil rakyat. Arnita tertarik masuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada tahun 1998 (saat itu masih bernama Partai Keadilan) karena partai ini tidak melulu berorientasi pada politik kekuasaan, melainkan juga kepentingan sosial.

Di PKS, Arnita selama ini masuk dalam kelompok profesional di bidang kesehatan, karena dia memiliki ilmu di bidang kedokteran. Apalagi, dia juga sudah membuka praktik dokter. "Saya gabung PKS itu karena dasar sosial, di PKS ini kan ada bidang penanganan bencana, bakti sosial, pengobatan gratis. PKS menjadi wadah untuk saja memberi manfaat kepada masyarakat banyak," ujar Arnita saat berbincang dengan Riau Tribune, Minggu (13/3/2022).

Karena itulah, meski sudah bergabung di PKS lebih 20 tahun, baru di Pileg 2019 lalu, Arnita maju sebagai  Calon Anggota Legislatif (Caleg). "Itu pun karena itu perintah partai," ungkapnya.

Di PKS, jelasnya, semua kader dilarang untuk memiliki ambisi pribadi, sehingga pimpinan partai lah yang menentukan siapa yang layak menjadi Caleg. Dan dia menjadi satu dari sekian banyak kader yang juga aktif di kegiatan sosial.

Meskipun suaminya, Hendry Munief, saat itu menjabat sebagai Ketua DPW PKS Riau, Arnita tidak pernah meminta nomor urut. Tapi, atas dasar pertimbangan survey, PKS memberikan dia nomor satu. "Jadi pencalegan saya itu tidak ada kaitan dengan suami, bahkan suami saya sempat keberatan. Tapi, ya ini kan perintah partai, karena partai punya pertimbangan sendiri," katanya.

Oleh karena itulah, selama masa kampanye, Arnita tidak memiliki beban untuk maju dan dia berkampanye tanpa ada rasa khawatir tidak menang. Dia pun mengaku tidak terlalu banyak mengeluarkan modal kampanye. Namun berkat kiprahnya selama 20 tahun di bidang sosial, Arnita memiliki banyak jaringan, dan jaringan inilah yang kemudian membantu dia hingga akhirnya duduk sebagai Anggota DPRD Riau Dapil Kota Pekanbaru.

Selama berkampanye itu, Arnita mengungkapkan dirinya berjuang tanpa suami. Karena di waktu yang bersamaan, suaminya diberi kepercayaan juga oleh partai untuk maju sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Riau 1.

Diberi Uang Oleh Masyarakat

Arnita mengaku terharu dengan dukungan relawannya di masa kampanye dahulu, dimana dia disambut begitu antusias oleh masyarakat ketika berkampanye. Padahal, dia berkampanye hanya sekitar 10-15 menit saja.

Tapi di saat itu kampanye itu, masyarakat memberikan pelayanan yang sangat luar biasa kepada dia. Dimana, dia diajak ke rumah warga untuk ikut makan bersama masyarakat setempat. Masyarakat ini, katanya, mayoritas berasal dari kalangan menengah kebawah, rumahnya kecil dan hanya muat sekitar 4-5 orang saja.

"Saya disuguhi makanan yang dimasak sama-sama, nanti saya dikasih amplop Rp 100 ribu, Rp 200 ribu, hingga Rp 500 ribu. Saya tidak mau terima, karena mereka bukan orang raya, tapi mereka memaksa saya menerima uang itu," kisahnya.

Tak hanya itu, masyarakat juga menolak ketika dia ingin membayarkan semua bahan makanan yang sudah dimasak untuk dijadikan hidangan saat dia berkampanye. Tapi, lagi-lagi masyarakat itu menolak.  "Dari situ, saya kuatkan tekad untuk menjadi wakil rakyat yang benar-benar wakil rakyat. Allah memberi amanah kepada saya untuk mewujudkan tekad itu," kata alumni Fakultas Kedokteran Umum Universits Kedokteran Islam Sumatera Utara itu.

Takut dengan Jabatan

Duduk sebagai Anggota DPRD Riau dirasakan sangat berat bagi Arnita, karena dia merasa takut ketika dimintai pertanggungjawaban oleh Allah nantinya. Tapi, seiring berjalannya waktu, Arnita merasa yakin dengan pilihannya itu karena bisa berbuat banyak untuk masyarakat banyak.

"Karena latar belakang saya seorang aktivis, saya selalu senang turun ke masyarakat. Bertemu langsung dengan konstituen dan mendengarkan aspirasi mereka. Saya tidak mau hanya mendengar dari orang. Saya merasa puas jika saya dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang disampaikan masyarakat," terang mantan Kepala Rumah Sakit Lapangan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di Sigli, Aceh

Ucapan terimakasih dari masyarakat, menurutnya, menjadi kekuatan tersendiri bagi dia untuk kuat menghadapi amanah yang luar biasa berat ini. Apalagi, dia duduk di Komisi V yang membidangi kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan hal yang menyentuh ke masyarakat lainnya.

Arnita mengaku punya mimpi untuk memberikan asuransi kesehatan gratis kepada masyarakat, karena program Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) selama ini menurutnya belum memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kadang saya berjumpa dengan orang miskin tak punya BPJS, yang kemudian saya bantu fasilitasi. Itu kalau mereka kenal wakil rakyat, kalau tidak kenal gimana? Makanya perlu ada sistem yang mengakomodir semua masyarakat miskin," tuturnya.

Dari dana pribadinya, Arnita sudah membuatkan rumah singgah untuk masyarakat miskin dari luar daerah yang berobat di Pekanbaru, berikut dengan transportasi hingga kebutuhan pangan. "Saya prihatin dengan masyarakat yang tidur di emperan rumah sakit, di rumah singgah mereka bisa tidur dengan gratis. Saya tidak minta apa-apa, saya hanya minta doa saja," ujarnya.

Ikut jejak Orang Tua

Arnita mengenyam pendidikan dasar selain di SD Negeri juga masuk Madrasah Ibtidaiyah di Kabupetan Asahan. Usai tamat dari SMA 1 Kisaran Asahan, Arnita memilih masuk Fakultas Kedokteran Umum Universits Kedokteran Islam Sumatera Utara, Medan. Mengikuti jejak orang tua mengabdi di bidang kesehatan. Selain itu dia sempat mengenyam pendidikan di Stamford Collage, ELPC (English language Proficiency Course), Kuala lumpur, Malaysia.

Masa remaja dan mahasiswa Arnita aktif di yayasan sosial  Nurul Muslimah bidang kegiatan sosial kesehatan. Sebagai Mahasiswa Kedokteran juga juga pernah jadi koordinator bidang kesehatan untuk Bakti Sosial Kesehatan dan Khitanan gratis di masyarakat.

Arnita juga pernah jadi Dokter Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Klinik Kesehatan Kantor Kedutaan Besar RI Kuala lumpur/Embassy of the Republic of Indonesia 2006-2009.

Selain di bidang kesehatan, pengemar olah raga sepeda ini, juga aktif  di pemberdayaan ekonomi.  Saat ini masih dipercaya sebagai Wakil Ketua PERWIRA (Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia) Wilayah Riau 2017dan Penasehat GENPRO/Global Professional Entrepreneur Women  Riau.**