Batu Bara Melonjak ke Harga Tertinggi US$440 per Ton usai Invasi Rusia

Jumat, 04 Maret 2022

JAKARTA, Riautribune.com - Harga batu bara berjangka Newcastle tembus US$440 per ton karena terdampak perang Rusia-Ukraina pekan ini. Angka ini menyentuh level tertinggi sejak 2008.
Mengutip Reuters, Jumat (4/3), harga sejumlah komoditas terus meningkat karena invasi Rusia ke Ukraina. Perang dua negara itu telah mengganggu aliran bahan baku global, sehingga harga di pasaran naik.

Analis memperingatkan bahwa lonjakan harga komoditas dan bangkitnya ekonomi di China akan mempengaruhi permintaan dalam jangka pendek.

"Ini adalah badai yang sempurna di pasar komoditas," ucap Analis Jeffries Christopher LaFemina.

China adalah pembeli batu bara terbesar Rusia. Pada 2021, China menerima lebih dari 50 juta ton bara senilai US$7,4 miliar melalui kereta api dan laut dari Rusia.

Rusia tercatat menyumbang sekitar 15 persen dari total impor China dan merupakan pemasok terbesar kedua setelah Indonesia.

Saat ini, pedagang China mengurangi impor batu bara dari Rusia. Hal ini karena pedagang China sedang berjuang mendapatkan pembiayaan dari bank di tengah beragam sanksi yang diberikan kepada Rusia setelah menginvasi Ukraina.

"Sebagian besar bank telah berhenti mengeluarkan letter of credit setelah sanksi SWIFT karena hampir semua kontrak berdenominasi dolar. Kami tidak memiliki cara lain untuk melakukan pembayaran," ungkap pedagang yang berbasis di China.

Sementara, pedagang lain sedang berdiskusi dengan eksportir Rusia tentang pembayaran dengan mata uang China untuk pertama kali.

"Kami sedang menunggu tanggapan mereka, tetapi perdagangan telah ditunda untuk saat ini," ucap pedagang China lainnya.

Sebagai informasi, AS dan beberapa negara lain telah memblokir sejumlah bank Rusia dari akses sistem pembayaran internasional SWIFT. Hal ini sebagai balasan kepada Rusia karena telah menyerang Ukraina.