PLN Siapkan Energi Hijau Demi Penyelenggaraan KTT G20

Ahad, 27 Februari 2022

JAKARTA, Riautribune.com - PT PLN (Persero) menyiapkan 36 lokasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap atau photovoltaic rooftop di Bali dengan total kapasitas 869 kilowattpeak (kWp). Keberadaan infrastruktur ini untuk mendukung penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Dalam kunjungan kerja memantau kesiapan pelaksanaan KTT G20, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dukungan PLN sangat penting dalam penyelenggaraan KTT G20 nanti.

Selain PLTS atap, PLN juga diharapkan dapat menyiapkan showcase PLTS apung yang berlokasi di muara Tukad Badung dengan kapasitas minimal 1 MWp. Dengan demikian, masyarakat Bali dan dunia dapat menyaksikan secara langsung transisi energi Indonesia menuju era energi baru terbarukan (EBT).

"Saya pesan ke PLN untuk turut andil untuk mendukung pembangunan panel surya yang mampu memudahkan kegiatan proses penyemaian bibit mangrove yakni dari proses pompa air laut, hingga penyiraman dan pengaliran air laut," tutur Luhut.

Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali PLN Haryanto WS memastikan kesiapan PLN mempercepat pembangunan berbagai infrastruktur pendukung khususnya yang berbasis EBT.

Haryanto menjelaskan, PLN memiliki 3 konsentrasi utama dalam menyiapkan pasokan listrik untuk pelaksanaan KTT G20 yang akan segera berlangsung. Di antaranya, pemasangan photovoltaic pada 35 atap gedung milik PLN dan 1 gedung milik PT Indonesia Power. Pihaknya menargetkan pembangunan keduanya rampung pada Juli 2022.

"Kami saat ini sedang menyiapkan atap pada gedung-gedung milik PLN terpasang photovoltaic yakni teknologi yang mampu mengkonversi radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik, sehingga mampu meningkatkan penggunaan EBT yang mendukung transisi energi sebagai isu utama yang diusung dalam KTT G20," terang Haryanto.

Berikutnya adalah pembangunan PLTS Hybrid di Nusa Penida yang diproyeksikan mampu menyumbang pasokan listrik dengan kapasitas sebesar 3,5 MW. Adapun, peletakan batu pertama (ground breaking) proyek ini telah dilakukan pada Jumat (18/2).

"Penambahan pembangkit ini menjadi langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan kebutuhan listrik yang diperkirakan naik sebesar 20 persen jelang KTT G20," ungkapnya.

Fokus ketiga adalah pembangunan 60 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) ultra fast charging dan 21 SPKLU fast charging di beberapa lokasi strategis tersebar, serta 150 home charging.

Infrastruktur tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik pengisian daya mobil-mobil listrik yang akan digunakan oleh delegasi G20. Adapun, pembangunan fasilitas tersebut ditargetkan selesai pada Agustus 2022.

"Setelah dilakukan pemetaan, terdapat sekitar 656 unit mobil listrik yang akan digunakan selama kegiatan KTT G20 nanti, sehingga PLN menyiapkan SPKLU yang akan ditempatkan di lokasi-lokasi strategis," ucapnya.