Ditargetkan Selesai 2019, Saat Ini Progres Baru 0,5 Persen

Selasa, 19 April 2016

PEKANBARU-riautribune: Belum terlihatnya perkembangan signifikan pengerjaan proyek jalan tol Dumai-Pekanbaru membuat miris kalangan dewan di Gedung Lancang Kuning. Anggota DPRD Provinsi Riau Eddy A. Mohd Yatim, S.Sos, M.Si yang berasal dari Dapil 5 (Dumai-Bengkalis-Meranti) sangat menyesalkan tidak terlihatnya perkembangan pengerjaan dalam proyek jalan tol tersebut. Sebab, kata Eddy Yatim, sebagai proyek strategis nasional yang masuk dalam koridor Tol Trans Sumatera, keberadaan proyek tersebut sangat secara nasional.

"Proyek Tol Dumai-Pekanbaru itu kan urat nadi menuju gerbang pasar Asia di Dumai. Jalur ini nanti akan membuka akses Indonesia menuju pasar Asia yang menghubungkan Dumai dengan Melaka. Kita tidak tahu dimana persoalannya, sehingga progresnya hingga saat ini baru mencapai 0,5 persen. Mestinya kan akhir Desember lalu Presiden Jokowi sudah turun untuk melakukan groundbreaking. Namun hingga kini setelah beberapa kali penundaan belum diperoleh kepastian kapan Presiden Jokowi akan melaunching proyek jalan tol ini. Bisa jadi Presiden Jokowi tidak ingin terjebak dalam agenda seremonial semata, karena itu beliau menunggu proyek tersebut betul-betul sudah berjalan baru turun," ujar Eddy Yatim.

Sementara itu sebagaimana dikutip dari detikfinance, pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 135 km terus dikebut seiring dengan pengerjaan proyek strategis nasional lainnya. Dari sisi struktur konstruksi badan jalan, ruas jalan tol terpanjang kedua di proyek Tol Trans Sumatera ini bisa dikatakan kemajuan pengerjaannya belum terlalu nampak signifikan yakni hanya sekitar 0,48 persen. Tidak tumbuhnya pengerjaan fisik jalan tol ini dikarenakan hingga saat ini pembangunannya masih difokuskan pada percepatan pembebasan lahan. "Saat ini (pembebasan) lahannya sudah 22,23 persen," ujar Ngurah Putra, Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra beberapa waktu lalu.

PT Hutama Karya sendiri bertindak selaku pengelola yang ditunjuk langsung lewat skema penugasan oleh pemerintah. Dari catatan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) kebutuhan dana untuk memuluskan proses pembebasan lahan di Proyek Jalan Tol ini mencapai Rp974 miliar, sementara biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp9,532 triliun. Untuk urusan biaya investasi, diperkirakan kebutuhan totalnya mencapai Rp17,347 triliun. Jalan tol ini merupakan 1 dari 3 jalan tol terpanjang di rangkaian Jalan Tol Trans Sumatera ini ditargetkan bisa rampung sepenuhnya pada tahun 2019. (ehm/dtc)