Tidak Mau Vaksinasi Covid -19, Pasien Transplantasi Jantung Ini Ditolak RS

Sabtu, 29 Januari 2022

BOSTON, Riautribune.com - Seorang pasien yang seharusnya menjalani transplantasi jantung ditolak sebuah rumah sakit di Boston, Amerika Serikat. Diketahui penyebabnya karena pasien tersebut belum divaksinasi COVID-19.

Juru bicara Brigham and Women's Hospital, tempat pasien itu dirawat, menanggapi kabar tersebut. Lewat sebuah pernyataan resmi, ia mengatakan bahwa setiap pasien yang akan melakukan transplantasi organ harus sudah divaksin COVID-19.

"Rumah sakit memiliki syarat pasien harus sudah mendapat vaksinasi yang direkomendasi oleh CDC, termasuk vaksin COVID-19," bunyi pernyataan pihak rumah sakit dikutip dari Channel News Asia dan ditulis Sabtu (29/1/2022).

Rumah sakit memiliki syarat tersebut karena ingin pasien yang mendapat organ memiliki peluang tinggi untuk bisa bertahan hidup. Mengingat daftar tunggu pasien bisa panjang karena donor organ yang langka.

"Perilaku dan gaya hidup bagi kandidat transplantasi sangat berpengaruh untuk mengoptimalkan kelangsungan hidup pasien usai melakukan perawatan tersebut, mengingat sistem kekebalan tubuh mereka ditekan secara drastis," lanjutnya.

Ayah dari pasien, David Ferguson, mengungkapkan kondisi putranya yang berusia 31 tahun tengah kritis dan harus segera mendapat transplantasi jantung. Namun, ia masih harus menunggu agar bisa mendapat layanan tersebut.

Meski sudah masuk daftar antrean transplantasi jantung di rumah sakit tersebut, tapi pasien tetap ditolak. Sebab, pasien tersebut tidak mau menerima vaksinasi COVID-19.

"Ini agak bertentangan dengan prinsip dasarnya (tidak mau divaksin), dia tidak mempercayainya (vaksin COVID-19)," kata Ferguson.

"Ini adalah kebijakan yang mereka terapkan dan karena dia tidak mau mendapatkan suntikan, mereka mengeluarkannya dari daftar transplantasi jantung," kata ayahnya.

Ferguson pun menghargai pilihan putranya yang tetap tidak mau divaksinasi. Ia berencana untuk memindahkannya ke rumah sakit lain dengan kondisi putranya yang semakin parah.

Seorang ahli etika medis di Universitas New York, Arthur Caplan, mengatakan suntikan vaksin COVID-19 sangat dibutuhkan terlebih untuk pasien yang akan melakukan transplantasi organ.

"Pasca transplantasi apapun, sistem kekebalan Anda akan terputus. COVID-19 bisa membunuh Anda," kata Caplan.

"Organ langka dan mereka tidak akan mendistribusikannya kepada seseorang yang memiliki peluang hidup yang buruk. Orang lain yang sudah divaksinasi akan memiliki peluang lebih baik untuk bertahan hidup pascaoperasi," jelasnya.

Baca juga: Kemenkes Keluarkan Sertifikat Vaksin COVID-19 Standar WHO, Begini Download-nya