Gegara Belajar Online, 50 Persen Siswa Kelas 1 SD Dinilai Belum Bisa Baca

Jumat, 28 Januari 2022

Foto : Ilustrasi

JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) mengungkap 50 persen siswa kelas 1 sekolah dasar (SD) belum bisa membaca dan menulis karena terlalu lama mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19.

Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo mengatakan PJJ berdampak kepada penurunan kualitas belajar siswa. Bahkan, banyak pelajar yang mengalami penurunan prestasi karena belajar online.

"Menurut kajian Kemendikbud dan Kemenag, hanya 15 persen anak SD kelas 1 yang nilainya sesuai standar. Bahkan, hasil verifikasi lapangan KSP malah menemukan 50 persen anak SD kelas 1 belum bisa baca tulis," kata Abraham dalam keterangan tertulis, Jumat (28/1).

Abraham berpendapat pembelajaran tatap muka (PTM) lebih baik meski pandemi Covid-19 belum selesai. Ia mendorong seluruh daerah menggelar PTM sesuai ketentuan pada surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri.

Dia pun meminta orang tua murid tidak terlalu panik dengan situasi pandemi Covid-19. Abraham berkata PTM dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 di masing-masing daerah.

"Jika angka kasus di Jakarta semakin naik dan level PPKM menjadi level 3, maka otomatis PTM dibatasi maksimal 50 persen, tapi jika level PPKM kembali membaik, maka PTM dinaikkan lagi hingga 100 persen," ujarnya.

Sebelumnya, kebijakan PTM 100 persen menuai pertanyaan usai penemuan kasus Covid-19 di sejumlah sekolah. Di DKI Jakarta, ada 90 sekolah yang ditutup karena penularan Covid-19.

Pemprov DKI menemukan 135 kasus Covid-19 di 90 sekolah tersebut. Jumlah itu terdiri dari 120 siswa, 9 guru, dan 6 orang lainnya tenaga pendidik. Merujuk ketentuan yang berlaku, sekolah bisa ditutup sementara waktu jika ditemukan penularan Covid-19.*