Gundah Gulana Karir Politik Fahri Hamzah

Sabtu, 09 April 2016

ilustrasi internet

JAKARTA -riautribune: DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tiba-tiba mengeluarkan keputusan yang menghebohkan publik. Yakni memecat Fahri Hamzah dari keanggotaan PKS dengan berpegangan pada keputusan Majelis Tahkim yang menerima rekomendasi Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO).

Sejumlah hal dijadikan alasan PKS untuk memecat pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI itu. Di antaranya, Fahri dianggap kerap tak menjalankan amanah partai hingga perangai kesantunannya juga menjadi bagian yang turut dipersoalkan.

Sontak surat pemecatan yang di tanda tangani oleh Presiden PKS Sohibul Iman pada 1 April 2016 itu dilawan Fahri Hamzah. Dirinya merasa pemecatan tersebut sebagai sebuah kezaliman hingga akhirnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa 5 April 2016 dengan tergugat Presiden PKS.

Fahri merasa optimis bisa memenangkan gugatan di PN Jaksel karena meyakini banyak kesalahan fatal yang dilakukan tergugat. Sebab, Majelis hakim yang mengadilinya diisi oleh pengurus DPP. Padahal, dalam AD/ART hal itu tak bisa dibenarkan.

Kemudian, Fahri juga merasa tak mendapat penjelasan tentang duduk perkara yang menimpanya. Bahkan kronologi proses pemecatannya muncul tiba-tiba di laman resmi PKS dan dirinya sempat bertanya soal kesalahannya. Namun, tak pernah dijawab hingga akhirnya muncul surat pemecatan.

"Saya tanya apa dasarnya? Terus dijawab, enggak tahu dia jawab apa, saya minta delik itu tidak diberi, tiba-tiba muncul di web, itu keanehan, tidak hanya hukum pun bahkan internal partai pun banyak (keanehan)," kata Fahri.

Fahri Hamzah Ungkap Kebohongan Sohibul Iman

Ada enam poin kebohongan publik yang dilakukan Sohibul Iman. Pertama terkait dengan pernyataan Fahri tentang anggota dewan rada-rada bloon yang dipermasalahkan PKS, kata Fahri, itu tidak tepat.

"Sebab, pernyataan itu hanya metafor ilmiah tentang tugas dan fungsi sistem pendukung. Fahri hendak mengingatkan bahwa seorang wakil rakyat tidak dipilih karena dia sangat pintar, tapi dipilih karena kemampuan khusus yang dimilikinya," ujar Fahri. (okz/rt)