Singapura Dihantam Omicron, Anak-anak Dominasi Pasien di RS

Senin, 24 Januari 2022

JAKARTA,  Riautribune.com -- Anak-anak berusia di bawah 12 tahun mendominasi pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit Singapura saat ini, ketika negara itu tengah dihantam gelombang varian Omicron.
"Jumlah keseluruhan anak di bawah 12 tahun terinfeksi Covid-19 lebih tinggi ketimbang jumlah kasus Covid-19 aktif pada rentang usia di atas 16 tahun," ujar Direktur Layanan Medis Kementerian Kesehatan Singapura, Kenneth Mak, seperti dikutip Channel NewsAsia, Senin (24/1).

Ia kemudian berkata, "Jadi, anak-anak di kelompok usia itu [12 tahun ke bawah] mulai menjadi mayoritas kasus yang dirawat di rumah sakit."

Mak lantas mengungkap, sejumlah rumah sakit di Singapura juga sudah mengakui bahwa jumlah pasien anak yang datang ke fasilitas mereka meningkat.

Ia menjelaskan bahwa pasien Omicron memang biasanya mengalami gejala pneumonia lebih ringan. Pasalnya, varian itu lebih berpengaruh pada saluran pernapasan atas ketimbang bawah.

Namun, anak-anak sangat sensitif terhadap radang saluran pernapasan atas meski sekecil apapun.

"Jadi, lebih banyak anak terinfeksi Omicron dirawat di rumah sakit. Namun untungnya, mereka tak perlu waktu perawatan lama di rumah sakit atau ICU," tutur Mak.

Secara keseluruhan, Singapura mencatat 312 kasus Covid-19 baru pada anak-anak pekan lalu. Angka itu naik lebih dari dua kali lipat dari 120 kasus pada pekan sebelumnya.

Akibat lonjakan ini, bangsal pediatri di berbagai rumah sakit Singapura pun penuh, bukan hanya karena pasien Covid-19, tapi juga pengidap penyakit lain.

"Situasi semakin parah karena peningkatan jumlah anak penderita infeksi pernapasan bukan terkait Covid-19 yang juga harus dirawat di rumah sakit," ucapnya.

Jika ditarik secara umum, Singapura memang sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu belakangan, terutama setelah mendeteksi varian Omicron.

Berdasarkan data Kemenkes Singapura pada pekan lalu, varian Omicron sudah mendominasi 70 persen keseluruhan kasus Covid-19 di negara itu, bahkan diduga bisa mencapai 90 persen.

"Kenyataannya, proporsinya cenderung lebih tinggi, mungkin mendekati 90 persen atau lebih. Omicron jelas mendominasi varian Delta di Singapura," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Singapura, Gan Kim Yong, seperti dikutip Channel NewsAsia, Jumat (21/1).
 

Gan mengatakan, dengan kemampuan varian Omicron yang mudah menular, Singapura sangat mungkin menghadapi gelombang signifikan.

Senada dengan Gan, Kementerian Kesehatan (MoH) juga memperkirakan jumlah kasus Covid-19 akan meningkat tajam.

"Kasus bisa berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari dan bisa mencapai 10.000 hingga 15.000 kasus per hari, atau bahkan lebih," bunyi pernyataan MoH.