Harga Tanah 1 Ha di Pusat Kota IKN Nusantara Capai Miliaran Rupiah

Kamis, 20 Januari 2022

Pemerintah Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Harga tanah di Kecamatan Sepaku melonjak drastis karena merupakan kawasan inti pusat pemerintahan IKN Nusantara kelak dengan luas 5.600 hektare

SAMARINDA, Riautribune.com - Camat Sepaku, Risman Abdul menyatakan harga tanah di wilayahnya kini melonjak drastis seiring pengesahan Undang-undang Ibu Kota Negara (IKN) yang rencananya bakal beralih ke wilayah Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Risman mengatakan Kecamatan Sepaku tak hanya menjadi bagian dari IKN baru yang bernama Nusantara, tapi juga merupakan kawasan inti pusat pemerintahan kelak dengan luas 5.600 hektare.

Di Sepaku pula, kata Risman, akan dibangun istana kepresidenan, parlemen, kantor kementerian, duta besar dan tempat ibadah. Sehingga dampaknya luar biasa bagi kecamatan tersebut.

"Makanya tidak heran harga tanah di sini (Sepaku) naik berkali-kali lipat. Dari harga puluhan juta menjadi miliaran rupiah per hektare," kata Risman   Rabu (19/1).

Risman mengatakan rencana pemindahan ibu kota ke Penajam Paser Utara telah menciptakan optimisme kebangkitan perekonomian di masyarakat.

"UU IKN memang sudah lama ditunggu, khususnya warga di Kecamatan Sepaku. Kami di sini sujud syukur luar biasa," ujar Risman.

Sejak Kaltim diumumkan sebagai calon IKN pada 26 Agustus 2019 lalu oleh Presiden Jokowi, kata Risman, warga di Sepaku sudah sangat antusias. Lebih lagi saat mengetahui bila pusat pembangunan berada di Sepaku.

Meski demikian, warga juga sempat waswas, sebab penantian soal IKN ini cukup lama, makan waktu dua tahun. Dengan adanya UU IKN, kini tak ada lagi keraguan warga.

"Dengan undang-undang ini ada kepastian hukum dibangunnya IKN di wilayah Sepaku, PPU," kata Risman.

Setali tiga uang, Camat Penajam Pang Irawan juga menyatakan hal serupa. Dari Sepaku, Kecamatan Penajam adalah yang terdekat yakni 50 kilometer via jalur darat.

Sementara Kecamatan Waru dan Babulu jaraknya sekitar 98 km. Kendati begitu dia percaya dampak pembangunan juga akan terasa ke kecamatan lain, termasuk di Penajam.

"Warga di Kecamatan Penajam juga antusias dan mendukung," akunya.

Kendati begitu, lanjutnya, warga di Penajam juga sempat khawatir karena kepastian pemindahan IKN ini memang menghabiskan waktu dua tahun, imbas pandemik Covid-19.

Rasa waswas lain yang menggelayut ialah soal persaingan. Saat ibu kota pindah nanti, maka eksodus pasti terjadi. Warga pun takut tak bisa bersaing dalam urusan pekerjaan hingga proyek pembangunan.

"Tapi sekarang sudah tidak lagi, warga di Penajam siap saja. Kami harap IKN ini memang pindah, agar pembangunan lebih merata," pungkasnya.