Israel Lanjutkan Program Vaksinasi Dosis Keempat

Selasa, 18 Januari 2022

YERUSALEM, Riautribune.com -  Direktur Jenderal Kesehatan Israel Nachman Ash mengatakan pemerintah melanjutkan program vaksinasi Covid-19 dosis keempat walaupun temuan awal menemukan langkah itu tidak cukup untuk mencegah infeksi varian Omicron. Ia memprediksi penularan Omicron akan mereda dalam satu pekan.

Israel merupakan negara yang paling cepat menggelar program vaksinasi. Bulan lalu negara itu mulai menawarkan vaksin dosis keempat atau booster kedua bagi kelompok yang paling rentan dan tinggi resiko tertular. Tapi Israel memilih menunda untuk memberikannya pada masyarakat yang lebih luas.

Pada Senin (17/1/2022) kemarin Pusat Medis Sheba merilis hasil penelitian yang menemukan dosis keempat meningkatkan antibodi ketingkat yang lebih tinggi dibanding dosis ketiga. Tapi "mungkin" tidak cukup menahan penyebaran Omicron yang sangat menular.

Ash mengatakan "sampai taraf tertentu temuan tersebut tidak mengejutkan". Sebab pemerintah mencatat beberapa orang yang sudah menerima dosis keempat vaksin Covid-19 tetap terinfeksi varian Omicron.

"(Namun) perlindungan untuk morbiditas serius, terutama populasi lanjut usia dan populasi resiko tinggi, masih diberi(dosis) vaksin dan karena itu saya mengajak masyarakat untuk tetap mendapatkan vaksin," katanya di Army Radio, Selasa (18/1/2022).

Dalam pernyataannya Pusat Medis Sheba mengatakan walaupun vaksin dari Pfizer dan Moderna yang dipakai saat ini tidak memberikan perlindungan optimal terhadap Omicron. "Penting untuk melanjutkan vaksinasi pada populasi resiko tinggi," kata mereka.

Direktur Unit Penyakit Menular Gili Regev-Yochay mengatakan Pusat Medis Sheba memberikan dosis keempat atau booster kedua pada stafnya dan mempelajari dampak booster vaksin Pfizer pada 154 orang selama dua pekan dan 120 orang vaksin Moderna selama satu pekan.

Lalu terdapatkan kelompok kontrol yang tidak menerima dosis keempat. Lembaga itu mengatakan kelompok yang menerima vaksin Moderna sebelumnya menerima tiga dosis vaksin Pfizer.

Regev-Yochay mengatakan vaksin meningkatkan anti-bodi "lebih tinggi sedikit dibanding yang kami miliki setelah dosis ketiga".

"Tapi mungkin tidak cukup untuk Omicron, sekarang kami tahu tingkat antibodi yang kami perlukan untuk dapat perlindungan dan agar tidak terinfeksi Omicron mungkin masih terlalu tinggi untuk vaksin, walaupun vaksin yang bagus," katanya.

Seperti di beberapa negara lain varian Omicron juga mendorong lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Israel. Tapi tidak ada catatan kasus kematian dari varian ini. Ash mengatakan selain itu tidak ada lonjakan kasus pasien Covid-1 pada mesin ECMO yang menjadi ukuran banyak kasus kritis.

"Dalam satu pekan kami dapat melihat penurunan jumlahnya, tapi dua sampai tiga pekan ke depan masih sulit," katanya.

Ia menambahkan sejak Sabtu (15/1/20220) pekan lalu beberapa komputer Kementerian Kesehatan Israel terlalu penuh dengan data tes, sehingga mengganggu pembaruan data Covid-19.

Israel memilih untuk memotong masa karantina Covid-19 menjadi lima hari untuk mengurangi beban ekonomi. Selain itu demi mengurangi beban biaya PCR dan antrian di publik kini pemerintah Israel mendorong masyarakat menggunakan peralatan antigen sendiri di rumah.