Minyak Sawit Mentah di Malaysia Naik Dorong Kenaikan Sawit di Riau

Rabu, 15 Desember 2021

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau, Defris Hatmaja

PEKANBARU, Riautribune.com - Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan naiknya harga sawit Provinsi untuk periode 15 - 21 Desember 2021.

Defris menyebutkan, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi Faktor internal, turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.

"Untuk harga jual CPO, PT. PTPN V mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 68,50/Kg, PT. Sinar Mas Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 152,02/Kg, Astra Agro Lestari  Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 160,00/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 167,00/Kg dari harga minggu lalu," kata dia, Rabu, 15 Desember 2021.

Sedangkan untuk harga jual Kernel, lanjutnya, PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp. 84,05/Kg dari harga minggu lalu.

Sementara dari faktor eksternal, Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berhasil naik lebih dari 3% dalam sepekan, di tengah menguatnya ekspor CPO Malaysia.

"Menurut data Refinitiv, dalam sepekan harga kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives terkerek naik 3,22% ke posisi MYR 4.800/ton," tamhahnya.

Seorang trader CPO David Ng mengatakan perkiraan produksi yang lebih lemah dalam beberapa minggu mendatang juga membantu mengangkat harga minyak sawit. Pada pekan depan, harga CPO diperkirakan akan diperdagangkan dengan bias naik (upward bias).

Adapun MPOB mengatakan ekspor minyak sawit naik 3,30% secara bulanan (mom) menjadi 1,46 juta ton pada November dibandingkan posisi 1,42 juta ton pada Oktober. Hal tersebut turut meningkatkan daya saing dan daya tarik produk bursa dan pasar derivatif Malaysia secara keseluruhan di antara investor lokal dan internasional.

"After-Hours Trading dinilai penting sebagai upaya lindung nilai (hedging) di pasar CPO yang sangat fluktuatif," tutupnya.