Nekat Jualan di Jalan Agus Salim, Pedagang: Kami Mau Jualan dan Bukan Arisan

Rabu, 24 November 2021

Dewi dan beberapa pedagang lain yang tetap menggelar dagangan di jalan Agus Salim. Foto : Reynold

PEKANBARU, Riautribune.com - Pasca penggusuran terhadap lapak para pedagang di jalan Agus Salim, Pekanbaru pada Kamis 18 November 2021 lalu, masih ada beberapa pedagang yang tetap berjualan di tepi Jalan Agus Salim dengan menggunakan tenda.

Dewi, pedagang pakaian, bersama rekannya Yolanda, tetap berjualan di tepi jalan dengan alasan bahwa mereka tidak mendapat lapak di lokasi Pasar Inpres, bahkan meskipun mereka mendapat lapak, kondisi lapak relokasi dinilai mereka masih tidak layak.

"Lapak di dalam pasar relokasi itu tidak layak untuk kami para pedagang gelar dagangan. Lapaknya kotor, jumlahnya juga tidak sesuai," jelas Dewi.

Dewi mengatakan, para pedagang tidak menolak untuk pindah, bila kondisi lapak yang baru tersebut benar-benar layak.

"Kami tidak menolak, kemarin di surat himbauan itu ada bunyi pedagang liar. Kok pedagang liar? Kami itu sudah berjualan sebelum Firdaus jadi Walikota, bahkan sudah turun temurun keluarga kami berjualan disini. Kalau diartikan pedagang liar itu kan tidak baik. Sementara kami membayar retribusi kebersihan setiap hari 2 ribu rupiah kepada Dinas Pasar," ujarnya.
 


Saat memantau lokasi lapak baru di tempat relokasi, terlihat lapak yang dibangun memiliki jarak yang sangat dekat satu sama lain. Para pedagang nantinya harus berdekatan selama berjualan di pasar.

"Masa kami berjualan di lapak sebesar 1,5 x 1 meter saja. Idealnya 2 x 4 meter untuk berjualan seperti ini. Lagi pula, jarak lapaknya dekat-dekatan, kita mau jualan, bukan mau arisan. Mana bisa orang belanja dengan jarak seperti ini," tunjuk Dewi.

Hal serupa disampaikan oleh Yolanda (53). Nenek dari empat orang cucu ini mengatakan bahwa dirinya bersama beberapa pedagang lain, lebih memilih berjualan di lokasi lapak lamanya.

"Saya dan pedagang lain lebih baik tetap berjualan di sini, meski harus bongkar pasang tenda," kata Yolanda.

Untuk informasi, Kedua pasar yang baru direnovasi tersebut hanya bisa menampung 201 pedagang. Padahal jumlah pedagang yang berjualan di kawasan itu jumlah minimalnya ada 400 pedagang. (Reynold)