Dekan Fisip UNRI: Saya Siap Disumpah Mubalahah dengan Al-Quran

Jumat, 05 November 2021

Dalam klarifikasi yang disampaikannya kepada media massa, Syafri Harto, membantah telah melakukan pelecehan seksual seperti yang ditayangkan dalam video viral tersebut. Foto : Istimewa

PEKANBARU, Riautribune.com - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Riau (UNRI), Syafri Harto, yang sempat heboh karena diduga melakukan pelecehan seksual kepada salah satu mahasiswi Hubungan Internasional (HI), FISIP, UNRI, akhirnya buka suara untuk mengklarifikasi persoalan tersebut, Jumat (05/11).

Dalam klarifikasi yang disampaikannya kepada media massa, Syafri Harto, membantah telah melakukan pelecehan seksual seperti yang ditayangkan dalam video viral tersebut.

"Sumpah saya tidak melakukan seperti apa yang dituduhkan dalam video itu. Saya siap disumpah mubahalah dengan Al-Quran untuk kebenaran itu," katanya. 

 

Syafri pun memaparkan kronologi kejadian yang sebenarnya. Dijelaskannya, mahasiswi yang sedang bimbingan skripsi sempat beberapa kali menyatakan ingin bertemu untuk bimbingan skripsi. Namun pertemuan baru terjadi pada hari Rabu, 27 Oktober 2021. 

 

"Saat bimbingan, saya seperti kebiasaan juga menanyakan kondisi dirinya dan keluarganya. Apalagi sebelumnya, di WA Chat dia mengaku sebagai anak Taluk Kuantan, sekampung dengan saya," katanya.

Sang mahasiswi lalu curhat mengenai dirinya dan keluarganya. Tentang dirinya yang kuliah sambil bekerja di sebuah Kafe. "Dengan menangis ia juga menceritakan kondisi ayahnya yang sakit-sakitan dan adiknya yang sering di-bully," tuturnya.

Sebagai dosen, dirinya tergerak hati untuk menenangkannya sambil memegang pundak mahasiswi tersebut, sambil menyampaikan kata-kata semangat." Tapi tidak ada saya menciumnya, seperti yang mahasiswi itu sampaikan," tegasnya. 

 

Selain itu, ditegaskan Syafri dalam ruangan itu, meski berdua namun pintu tetap terbuka, sementara asistennya yang bernama Ayu beberapa kali keluar masuk membawa dokumen.

Dengan munculnya video tuduhan melakukan pelecehan seksual tersebut, Syafri mengaku sangat dirugikan secara moral, baik sebagai dosen maupun sebagai kepala keluarga. Untuk itu, kata Syafri, dirinya akan menuntut balik siapa yang menyebarkan video tersebut ke publik. "Sampai ke lubang semut pun akan saya cari, karena ini sudah menyangkut marwah, kehormatan saya," katanya.

Selain akan menuntut balik pembuat dan penyebar vedio tersebut, Syafri Harto juga akan membongkar siapa otak intlektual di balik menyebarnya video tersebut. Apalagi, hal tersebut dikaitkan dengan pemilihan rektor UNRI.

"Saya yakin ini semua ada aktor intelektualnya. Apa hubungannya dengan pemilihan rektor, kan waktunya masih lama. Saya juga tidak pernah menyatakan maju dalam pemilihan rektor terbut," jelas Syafri. *