50 Tentara Junta Myanmar Tewas Saat Bentrok dengan Milisi

Senin, 18 Oktober 2021

Foto : Istimewa

JAKARTA, Riautribune.com - Sekitar 50 pasukan junta militer Myanmar dilaporkan tewas dalam bentrokan dengan milisi lokal di Mandalay, Sagaing, Yangon, dan Negara Bagian Kayah, antara 13-15 Oktober lalu.

Pemberontakan gerilya Pasukan Pembela Rakyat (PDF) di segala penjuru Myanmar terus berlangsung terutama sejak Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mendeklarasikan perang melawan junta militer.

Pada Jumat (15/10), milisi Distrik Shwe Bo di Sagaing mengklaim berhasil menyerang dan membunuh 12 pasukan junta militer.

Kelompok itu mengatakan mereka melancarkan serangan ranjau darat ke posko pasukan militer di dekat Desa Mon Taw, Kota Khin-u.

Dilansir media lokal Irrawaddy, delapan tentara junta juga tewas di Kota Khin-U pada Rabu (13/10) ketika dua kendaraan militer diserang dengan ranjau darat di dekat Desa Myakan.

Menurut Organisasi Pertahanan dan Keamanan Sipil Myaung (CDSOM), sekitar 10 tentara junta militer juga tewas pada Kamis (14/10) sore setelah pasukan gabungan dari 10 kelompok bersenjata sipil menanam bom di jalur rombongan kendaraan militer di Kota Myaung, wilayah Sagaing.

Pasukan militer Myanmar juga diserang oleh milisi lokal di Natogyi dan Kyaukse, Mandalay. Pasukan Zero Guerrilla Force mengepung pasukan junta militer yang dikerahkan ke sebuah sekolah di Desa Suuphyukone, Natogyi.

Sedikitnya 12 tentara tewas dan banyak yang terluka dalam serangan itu.

Pasukan PDF lain juga menyerang pasukan junta yang bepergian dengan kereta api di Palate, Sintgaing, Mandalay. Sekitar 10 tentara junta tewas oleh ranjau darat saat memeriksa kereta yang terkena dampak ledakan.

"Kereta itu digunakan oleh junta untuk mengangkut makanan dan perbekalan. Meskipun kereta penumpang, semua orang di kereta adalah tentara junta. Tidak ada penumpang sipil di kereta itu," kata seorang warga kepada Irrawaddy.

Tak tinggal diam, militer Myanmar juga terus meningkatkan gempuran di pedesaan untuk memberangus milisi-milisi lokal, termasuk membakar desa dan membombardir daerah permukiman di kota-kota yang bergolak, termasuk Magwe, Sagaing, Negara Bagian Chin, dan Kayah.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar, sekitar 1.171 orang tewas dibunuh pasukan junta militer sejak kudeta berlangsung pada Februari lalu.

Sebanyak 8.981 orang juga telah ditahan militer akibat melawan rezim junta Myanmar.*