Solar di Riau Langka, Polisi Tangkap Pelaku Mafia BBM Subsidi

Ahad, 17 Oktober 2021

Foto : Reynold

PEKANBARU, Riautribune.com - Polisi menangkap truk derek pengangkut BBM jenis solar untuk kebutuhan industri di Dumai, Riau. Penangkapan dilakukan di tengah kabar kelangkaan BBM jenis solar.

"Truk derek roda 10 ini berkapasitas tangki 450 liter. Melakukan pengisian di SPBU No 14.287.6110 berulang atau melangsir," ujar Direktur Reskrimsus Polda Riau Kombes Ferry Irawan, Minggu (17/10).

Penangkapan dilakukan oleh tim Subdit IV Ditreskrimsus Polda Riau, Sabtu (16/10). Polisi mengendus adanya dugaan tindak pidana di bidang minyak dan terjadi antrean panjang.

Setelah diikuti perjalanan truk derek setelah mengisi BBM dari SPBU, diketahui truk kembali ke pool transportir mobil tangki CPO yang diduga milik PT Indo Prima (IP). Tidak lama kemudian mobil derek keluar dari pool kembali menuju SPBU yang sama untuk melakukan pengisian BBM jenis Biosolar.

"Mobil disergap saat melakukan pengisian BBM kembali. Kemudian mengembangkan ke pool transportir mobil tangki CPO yang diduga tempat penimbunan," katanya.

Benar saja, di pool tangki CPO itu ditemukan jeriken-jeriken dalam keadaan kosong. Diduga telah disalin rupa ke tangki BBM mobil tangki CPO yang ada di tempat tersebut.

"Tiga pelaku, yakni JN (52), sopir yang melangsir BBM dari SPBU, KS (26) dan AFJ (22), petugas SPBU, diamankan di Rutan Polda Riau karena nyata-nyata merugikan masyarakat luas dan kami proses hukum," kata Ferry.

Adapun barang bukti yang diamankan di lokasi berupa satu unit mobil derek roda 10 merek Mitsubishi BK-9325-CM, 6 lembar kupon pengisian BBM jenis Biosolar, dan 2 lembar catatan transaksi penjualan harian BBM jenis Biosolar.

Ferry mengakui pengungkapan kasus itu dilakukan setelah adanya keluhan masyarakat soal kelangkaan BBM jenis solar. Ternyata benar, BBM jenis solar subsidi pemerintah disalahgunakan untuk kepentingan industri.

"Ini menanggapi keluhan dari masyarakat tentang kelangkaan BBM Biosolar. Selama pandemi ini terjadi pengurangan kuota oleh BPH Migas, kemudian juga dampak dari penurunan level PPKM 4 yang berdampak meningkatnya kebutuhan masyarakat," katanya.

"Dan juga adanya oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan BBM bersubsidi ini untuk keuntungan dan ini yang akan kita terus 'hajar'," imbuh Ferry.*