TAMBANG-riautribune: Banjir yang disebabkan luapan Sungai Kampar, Riau, mulai menelan korban jiwa. Muhammad Rifal Afri (10), pelajar Kelas V Sekolah Dasar Negeri 015, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau, pekan lalu, ditemukan tewas di saluran air, Desa Palung Raya, Tambang, Kampar. Banjir tersebut berasal dari limpahan air Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang, XIII Koto Kampar.

"Sejak petang kemarin, kami menerima laporan korban hilang diseret air deras. Setelah dilakukan pencarian dibantu warga, kami menemukan korban sudah meninggal dunia tadi sekitar pukul 08.00 WIB," ujar Komisaris R Zuhri Siregar, Kepala Kepolisian Sektor Tambang Kampar.

Zuhri menuturkan, kronologis kejadiannya bermula ketika Rifal menemani ayahnya, Afrianto, yang berdomisili di Dusun III Koto Jaya, Desa Palung Jaya, Tambang, Kampar, untuk membeli minyak tanah ke Dusun I dengan menggunakan sampan. Setibanya di Dusun I, Afrianto dan Rifal keluar dari sampan dan berjalan menuju kedai. Namun, jalan menuju kedai terputus karena genangan air yang cukup deras. Afrianto kemudian meminta anaknya untuk menunggu di pinggir jalan yang tidak tergenang air. "Kamu tunggu di sini saja. Ayah tidak lama. Kalau nanti ayah lama, kamu pulang saja ke rumah," pesan Afrianto kepada Rifal.

Sekitar 25 menit kemudian, Afrianto kembali ke tempat dia meninggalkan anak tersebut. Namun, Rifal sudah tidak terlihat. Afrianto bertanya kepada Ibnu Hasim, penduduk dusun yang kebetulan berada di sekitar tempat dia meninggalkan anak tadi. Menurut Ibnu, dia melihat Rifal berjalan dengan temannya, Aditya Hidayat.

Ternyata kedua anak itu berjalan menuju genangan banjir di jalan poros desa. Rifal yang tidak pandai berenang terseret arus dan hilang. "Penduduk desa dibantu anggota Polsek Tambang dan Basarnas langsung melakukan pencarian. Namun sampai malam pencarian dihentikan karena kondisi gelap. Kemudian pagi harinya pencarian kembali dilanjutkan dan mayat Rifal dapat ditemukan," kata Zuhri. (put)